PATROL, (Fokuspantra.com),- Video menjemur siswa di lapangan yang beberapa hari lalu sempat viral, ternyata ditanggapi serius Dewan Pendidikan Kabupaten Indramayu, pasalnya video dengan durasi 10 dan 15 detik tersebut menayangkan aktifitas salah seorang guru SMP Wirautama Patrol, Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu, yang tengah menghukum siswanya dengan cara dijemur dilapangan dengan posisi telungkup dan kemudian berguling untuk posisi terlentang, sehingga mengundang opini publik dengan kesimpulan beragam.
“Itu sekolah kaya militer aja menghukum siswa dengan cara dijemur dan ternyata pola pendidikan semacam itu masih ada,” keluh salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Bidang Advokasi Dewan Pendidikan Kabupaten Indramayu, Ribaldi Candra, ketika melakukan peninjauan di SMP Wirautama, Jum’at (20/9/2019) mengatakan, Kedatangannya ini dalam rangka croos ceck atas informasi yang didapat melalui tentang dugaan adanya hukuman fisik disekolah tersebut yang diviralkan melalui tayangan video dan setelah mendapatkan keterangan langsung baik dari guru maupun siswa ternyata apa yang ada dalam video tersebut tidak sesuai dengan fakta, dimungkinkan sudah melalui proses editing.
“Dalam video seolah anak berguling – guling sambil berjemur, nyatanya hanya ganti posisi dari tengkurap kemudian terlentang dan itu berlangsung hanya dua menit,” ujarnya.
Dikatakannya, cara pemberian sanksi yang dilakukan pihak sekolah adalah dalam rangka memberikan efek jera kepada siswa yang bersangkutan karena beberapa kali diingatkan tidak juga mematuhi sehingga pihak sekolah mengambil langkah semacam itu dan itu tidak termasuk dalam katagori hukuman fisik.
“Cara memberikan sangsi atau hukuman kepada siswa dilakukan dengan cara yang berbeda – beda, itu dilakukan semata – mata untuk meningkatkan disiplin siswa,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMP Wirautama Patrol, Sutarno, diruang kerjanya, mengakui peristiwa yang terjadi disekolahnya, bahkan apa yang dilakukan guru dengan menjemur siswa adalag langkah terakhir setelah beberapa kali ke tujuh siswa tersebut tidak pernah mengindahkan teguran dari pihak sekolah atas pelanggaran yang sama yakni bermain bola di dalam kelas hingga mengakibatkan pecahnya jam didinding kelas.
“Beberapa kali siswa tersebut kami tegur dan diberikan sangsi dalam bentuk lain akan tetapi tetap melakukan pelanggaran yang sama dan hukuman berupa menjemur tersebut hanya dilakukan sekitar 2 menit setelah sebelumnya mereka kembali bermain bola didalam kelas hingga memecahkan jam dinding kelas,” ungkapnya.