SLAWI, (Fokuspantura.com),- Pemerintah Desa Mulyoharo Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, melakukan gebrakan dalam menyikapi wabah virus corona yang semakin meluas di Kabupaten Tegal. Melalui program gerakan “Isolasi Desa Selamatkan Warga” mendapat sambutan positif dari warga masyarakat. Bahkan luncuran program pertama kali yang ada di Kabupaten Tegal ini dipelopori Kepala Desa Abdul Basir, gayung bersambut gerakan ini mendapat dukungan penuh warganya.
Tak heran puluhan warga menyiapkan diri menjadi relawan dipintu masuk seterilisasi. Bahkan banyak diantara mereka yan meyumbangkan masker guna dibagikan kepada masyarakat, sehingga di desa tersebut nihil tertular virus yang menggemparkan dunia.
Kades Abdul Basir pada sejumlah awak media mengatakan, Desa Mulyoharjo memiliki 28 pintu pada sisi barat dan sisi timur. Untuk sisi barat ada 13 pintu dan sisi timur 15 pintu. Dari 28 pintu yang ada ditutup 23 pintu dan dibuka 5 pintu. Perincian dari 5 pintu 4 pintu dibuka pukul 06.00 hingga 24.00 sementara 1 pintu berlokasi depan Balai Desa dibuka 24 jam.
“Setiap pintu dilengkapi desinfektan dan hand sanitizer guna disemprotkan pada tamu yang dan kendaraan yang masuk Desa Mulyoharjo dengan petugas jaga secara bergantian” ujar Abdul Basir
Dikatakannya, Desa Mulyoharjo merupakan desa industri rumah tangga (home industri) dimana warga banyak yang memproduksi jenis makanan otak – otak, nugget, sosis, konveksi dan sejumlah jenis produk rumahan lainnya. Sehingga tidak heran setiap hari banyak konsumen dari luar kota berdatangan. Para tengkulak datang dari Pekalongan, Pemalang, Purwokerto, Brebres, Cikampek, Cilacap, Ceribon dan sejumlah kota lainnya.
“Jadi tamu yang datang asal luar kota tidak hanya para tengkulak namun juga pada sales pengantar bahan – bahan produksi” ujarnya.
Melihat kenyataan tersebut Pemdes Mulyoharjo mempelopori gerakan penangkalan covid 19. Agar para tamu dari luar daerah tidak bisa lolos dari pengawasan.
“Jadi setiap tamu yang datang harus disemprot desinfektan, cuci tangan dengan hand sanitaizer disamping harus menunjukan identitas diri seperti KTP SIM kemudian dicatat dipintu masuk,” paparnya.
Hal yang sama diperlakukan pada warga Desa Mulyoharjo yang baru pulang dari perantauan.
“Mereka datang dari berbagai kota, langkah yang diambil terhadap mereka disemprot desinfektan, cuci tangan dengan hand sanitaizer, harus memperlihatkan KTP, menyebutkan nama kota asal dan tanggal meninggalkan kota tersebut. Selanjutnya diperintahkan ceks kesehatan di Puskesmas. Bila suhu badan dan kondisi tidak normal langsung dibawa ke rumah sakit. Bila dinyatakan normal harus menjalani karantina dirumahnya hingga minimal 14 hari.” ungkap Abdul Basir
Basir bersyukur hingga saat ini tidak ada warganya yang terindikasi terkena virus covid 19. Baik warga yang menetap di Mulyoharjo maupun mereka yang datang dari perantauan luar negeri.
“Alhamdulillah bersyukur pada Allah SWT, warga saya 100 prosen tidak yang terindikasi corona” puji Abdul Basir.
Terkait