RENCANA KPU Indramayu untuk menggelar debat public pemilihan bupati dan wakil bupati Indramayu tahun 2024 di Holiday Inn Bandung Pasteur, Senin 4 Nopember 2024 menuai kritik tajam dari Masyarakat dan menimbulkan perdebatan.
Pilkadanya di Indramayu tetapi debat publiknya di Bandung, salah satu fungsi debat adalah untuk mendekatkan pemilih dengan calonnya. Debat public ini juga mempersoalkan Indramayu saat ini dan akan datang, bukan memperbincangkan Bandung.
Apalagi pelaksanaan debat public juga di hotel mewah, yang dari perspektif sosial serta psikologis sangat melukai hati rakyat Indramayu yang masih hidup jauh dari kata sejahtera. Tema mensejahterakan rakyat ini pula yang menjadi concern calon bupati dan wakil bupati kepada rakyat Indramayu.
Debat di Hotel Bandung; Sebuah Analisis
Tentu, analisis mengenai rencana debat publik Pilkada Indramayu yang dilaksanakan di Bandung dan di hotel dapat dilakukan dari berbagai perspektif politik dan sosial.
Pertama, Lokasi Debat di Bandung dengan pertimbangan aksesibilitas dan Media. Mengadakan debat di Bandung mungkin dimaksudkan untuk menarik perhatian media yang lebih luas. Bandung sebagai kota besar dan pusat media dapat meningkatkan visibilitas calon dan isu-isu yang diangkat dalam debat.
Kedua, Logistik dan Fasilitas. Mungkin ada pertimbangan logistik dan fasilitas yang lebih baik di Bandung dibandingkan dengan Indramayu. Hotel di Bandung mungkin menawarkan infrastruktur yang lebih lengkap untuk siaran langsung dan keperluan teknis lainnya; Ketiga, Mengapa Tidak di Indramayu? Target Audiens yang Berbeda. Debat di Bandung bisa jadi bertujuan untuk menjangkau audiens yang lebih luas, termasuk pemilih dari luar Indramayu yang mungkin berpengaruh dalam pemilihan, seperti perantau.
Keempat, Kepentingan Politik. Mungkin ada pertimbangan strategis dari pihak calon untuk mengontrol narasi dan lingkungan debat. Lingkungan yang lebih formal bisa memberikan kesan serius dan profesional.
Kelima, Pelaksanaan di Hotel. Kesan Mewah dan Eksklusif. Pelaksanaan debat di hotel bisa dianggap tidak sensitif terhadap konteks sosial-ekonomi masyarakat Indramayu, yang masih banyak yang hidup dalam kondisi kurang mampu. Ini dapat menciptakan jarak antara calon dan pemilih, yang bertentangan dengan prinsip transparansi dan aksesibilitas.
Keenam, Persepsi Publik. Lokasi yang tidak biasa bisa menciptakan persepsi negatif terhadap calon, seolah-olah mereka tidak memahami atau peduli terhadap kondisi masyarakat yang mereka wakili.
Debat Publik; Dampak terhadap Rakyat Indramayu
Fungsi debat public adalah mendekatkan calon dengan Masyarakat pemilihnya, karena ada muatan sosialisasi dan edukasi. Sehingga Masyarakat mengenal calon dan merasa dilibatkan dalam proses pemilihan bupati wakil bupati.
Dari sini perlu dipertimbangkan; Pertama, Keterlibatan Masyarakat. Masyarakat yang tidak mampu hadir di Bandung mungkin merasa teralienasi. Hal ini dapat mengurangi partisipasi mereka dalam proses politik, mengingat pentingnya keterlibatan masyarakat dalam menentukan nasib mereka. Kedua, Sosialisasi dan Edukasi. Debat publik yang tidak diadakan di lokasi yang dekat dengan pemilih dapat mengurangi kesempatan bagi masyarakat untuk mengenal calon dan memahami visi-misi mereka secara langsung.
Rekomendasi
Ada beberapa hal yang bisa didiskusikan bersama dalam konteks ini; Pertama, penyelenggaraan debat di Indramayu. Sebaiknya, KPUD mempertimbangkan untuk mengadakan debat lanjutan di Indramayu agar calon dapat berinteraksi langsung dengan pemilih. Kedua, bisa dilakukan dengan pola/format hybrid. Menggabungkan format daring dan luring, sehingga masyarakat yang tidak dapat hadir secara fisik tetap bisa berpartisipasi dan mengajukan pertanyaan.
Walaupun kita juga memahami bahwa rencana debat di Bandung dan pelaksanaannya di hotel dapat dipandang sebagai langkah strategis dari sudut pandang logistik dan media, tetapi dapat berpotensi mengalienasi pemilih di Indramayu.
Penting untuk mempertimbangkan konteks lokal dan berupaya menjembatani kesenjangan antara calon dan pemilih untuk menciptakan proses demokrasi yang lebih inklusif.
*)Penulis adalah Dosen Pascasarjana UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, Tinggal di Kandanghaur Indramayu