INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Dinamika politik jelang pelaksanaan Pilkada Indramayu 23 September 2020 nanti, berbagai cara bagi bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Indramayu untuk memperoleh votes dari kalangan publik dan masyarakat diupayakan, salah satunya mereka yang masuk dalam jajak pendapat votes versi Poll.Maker.com, telah berhasil memperoleh dukungan ratusan bahkan ribuan votes. Upaya itu dilakukan sebagai bentuk penjajakan awal, akankah ia masuk sebagai sosok yang diharapkan oleh masyarakat Kabupaten Indramayu dan atau kerabat serta teman sejawat yang berada diluar Kabupaten Indramayu untuk menjadi orang nomor satu di Indramayu.
Hasil polling votes versi Poll-Maker.com, sebuah aplikasi votes online mandiri, tak dapat dijadikan acuan untuk menarik kesimpulan berbasis data medsos dan bukan untuk menggiring opini dukungan permanen, karena metode yang digunakan tidak seperti lembaga survei dengan sampling dan tatap muka total responden secara acak. Metode polling votes kali ini, bukan saja populasinya sulit dikategorikan satu individu satu nomor, tetapi anggota medsos bisa ada yang aktif dan ada yang pasif. Bila ada survei atau jajak pendapat melalui medsos, anggota yang aktif akan menyebarkan survey ini kepada kelompok atau teman-temannya.
Perbedaan antara survei berbasis non-medsos (sampling langsung di lapangan) dan medsos adalah tipe respondennya. Untuk responden non-medsos lebih bersifat pasif yang menjadi sampel karena terpilih secara random oleh metodologi.
Sementara responden medsos bersifat aktif. Begitu ada informasi jajak pendapat lewat medsos anggota medsos akan secara aktif menyebarkan informasi itu kepada kelompoknya. Dan tidak mustahil yang bersangkutan menitipkan jawaban yang diinginkan. Dengan demikian tipe data berbasis medsos akan memberikan kesimpulan yang bias. Berbeda dengan data berbasis survei lapangan, secara metodologi yang jelas dan tidak berbias.
Apakah medsos tidak bisa dipergunakan untuk survei jajak pendapat? Tentunya bisa, tetapi harus dengan pola pengumuman langsung permohonan untuk mengisi kuesioner didukung dengan data penduduk yang jelas sepertil pertanyaan kebenaran sebagai warga masyarakat Kabupaten Indramayu yang sudah masuk sebagai daftar pemilih tetap, atau kuesioner sudah berusia 17 tahun dan atau sudah menikah.
Data yang dihimpun Fokuspantura.com, Selasa(3/12/2019) menyebutkan hasil polling versi https://www.poll-maker.com/results2631420xFA8396eE-75#tab-2 dengan pertanyaan siapakah Calon Bupati Indramayu pilihan anda ? dapat diakses dengan perolehan sementara Calon Bupati Indramayu hasil pilihan votes media sosial yang diikuti oleh 5.705 Votes selama 7 hari sejak diterbitkan 27 November 2019 lalu pukul 03:50 hingga Selasa,(3/12/2019) pukul 22.00 wib menghasilkan perolehan Rasta Wiguna urutan tertinggi mendapatkan 1.595 votes atau 28 persen, disusul Toto Sucartono mendapatkan 1.158 votes atau 20 persen, selanjutnya Mohamad Sholihin mendapatkan 938 votes atau 16 persen, Eddy Masyhudi mendapatkan 902 votes atau 16 persen, H.Juhadi Muhamad mendapatkan 474 votes atau 8 persen, Taufik Hidayat mendapatkan 303 votes atau 5 persen, KH.Ahmad Syatori mendapatkan 245 votes atau 4 persen. Sementara Cabup Esih Warnesih dan H. Sowarto masing – masing pada angka 1 persen.Sementara dua nama Cabup lainnya masih dibawah 1 persen.
Angka perolehan tersebut diatas, selalu berubah seiring kerja tim medsos masing – masing bakal calon untuk gencar mempublikasikan dan meminta votes dukungan. Kendati demikian, hasil polling versi pollmaker.com, tidak dapat dijadikan rujukan elektabilitas dan popularitas bakal calon bupati Indramayu, mengingat target votes polling ini masih lemah bukan secanggih hasil survei lembaga resmi. Namun demikian, unggahan polling votes versi pollmaker.com sengaja dibuat guna mengukur kerja tim mesin politik masing – masing calon dari segmen media sosial yang kemudian diperluas lewat jejaring kontak whatsapp group maupun pribadi. Bahkan bisa saja dari hasil votes selama 15 hari sejak diunggah pertama akan diambil lima Cabup terbanyak dan nantinya akan disandingkan dengan Calon Bupati Indramayu pendatang baru melalui mekanisme dan metodologi yang berbeda.
Pengamat Politik yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo menyebut membanjirnya hasil polling menjelang pemilu bukan hal baru. Hasil polling atau survei opini publik yang memprediksi peta dukungan kandidat hampir terjadi di setiap negara yang melaksanakan pemilu.
Di Indonesia sendiri, kata Karyono instrumen survei atau polling untuk memprediksi kemenangan kandidat semakin populer sejak diberlakukannya sistem pemilihan langsung. Bahkan, hasil polling sudah menjadi kebutuhan bagi kandidat untuk memetakan kekuatan dan kelemahan.
“Hasil survei tidak hanya memotret popularitas dan elektabilitas. Instrumen survei juga dapat menggali berbagai informasi yang dibutuhkan untuk menyusun strategi pemenangan yang efektif,” ujar Karyono dilansir SINDOnews.com.
Karyono menjelaskan tujuan survei atau polling sejatinya bukan untuk memengaruhi opini publik tapi untuk mendapatkan data dan informasi tentang peta kekuatan masing-masing kontestan dan perilaku pemilih (voter behavior) dan berbagai hal yang saya sebutkan di atas.
“Jadi sekali lagi, tujuan utama dari survei bukan untuk memengaruhi opini publik.”
“Kalaupun ada yang memiliki tujuan untuk memengaruhi opini publik melalui publikasi survei, menurut saya tidak akan signifikan pengaruhnya,” sambungnya.