JAKARTA,(Fokuspantura.com),- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology). SE Kemenkes tersebut, kemudian ditindaklanjuti oleh Dinas-Dinas kesehatan di berbagai daerah dengan mengeluarkan SE kepada Puskesmas-Puskesmas dan Rumah Sakit di daerah setempat untuk meningkakan kewaspadaan terhadap Hepatitis Akut.
Sementara itu, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) akan dimulai di seluruh Indonesia pada 12 Mei 2022 setelah usai liburan Hari Raya Idul Fitri dengan mobilitas pemudik yang melibatkan jutaan orang.
Saat PTM di mulai, kemungkinan sekolah tidak mempersiapkan secara khusus untuk antisipasi hepatitis misterius,karena tak Ada petunjuk khusus juga dari KemendikbudRistek, Kemenag maupun Dinas-Dinas Pendidikann. Namun, karena sudah terkondisi pandemi covid 19, maka Persiapan prokes selama ini bisa digunakan untuk antisipasi, hanya saja sekolah harus memastikan kepatuhan prokes warga sekolah selama PTM berlangsung.
Sekolah dapat bekerjasama dengan Puskesmas terdekat dapat membantu pemerintah daerah untuk mensosialisasi pencegahan virus hepatitis akut tersebut yang utamanya menyerang saluran cerna dan saluran pernafasan.
Untuk mencegah penularan dari saluran pencernaan maka sekolah dapat menghimbau warga sekolah dan para orangtua untuk menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi itu matang, tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain serta menghindari kontak anak-anak kita dari orang yang sakit agar anak-anak kita tetap sehat.
Sedangkan untuk mencegah penularan Hepatitis Akut melalui saluran pernafasan dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 seperti memakai masker, menjaga jarak dan mengurangi mobilitas.
Orangtua Bekali Makanan dan Minuman Saat Anak PTM
“Surat Edaran Sesjen KemendikbudRistek terkait penyelenggaran PTM, diantaranya sudah boleh membuka katin di sekolah dengan batasan pengunjung 75%. Hal ini penting dievaluasi kembali karena penularan Hepatitis Akut melalui saluran pencernaan dan saluran pernafasan”, ujar Retno listyarti, Komisioner KPAI.
Retno menambahkan.”sebaiknya orangtua membekali anak-anak ke sekolah dengan makanan dan minunan dari rumah, jangan jajan atau beli sembarangan. Selain itu, pemerintah juga melakukan monitoring dan evaluasi PTM saat ini, jangan 100 persen lagi agar dapat melihat perkembangan kasus hepatitis misterius ini dan sebagai bentuk pencegahan”,
KPAI memberikan Rekomendasi diantaranya :
1. Pemerintah dan Pemerintah Daerah melalui Dinas-Dinas Kesehatan harus segera melakukan sosialisasi dan edukasi kepada para orangtua terkait informasi jelas tentang Hepatitis Akut dan upaya pencegahan seperti menjaga kebersihan lingkungan, memastikan prokes, mengenali tanda atau gejala awal Penyakit ini, dll.
2. Dinas Pendidikan bersama Dinas Kesehatan dapat mensosialisasi pencegahan dan penanganan hepatitis akut melalui sekolah kepada peserta didik, pendidik dan para Orangtua untuk dipahamkan tentang gejala-gejala awal penyakit hepatitis akut dan tindakan apa yang harus dilakukan para orangtua ketika anaknya menunjukkan gejala-gejala awal hepatitis akut, seperti : adalah mual, muntah, sakit perut, diare, kadang disertai demam ringan. Selanjutnya, gejala akan semakin berat seperti air kencing berwarna pekat seperti teh dan BAB berwarna putih pucat. Anak harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat. Semua info tersebut dapat di sosialisasi melalui media massa maupun media social secara masif;
3 Orangtua yang sudah teredukasi wajib mengedukasi anak-anak nya terkait penyakit hepatitis misterius ini sehingga anak menyadari mengapa harus patuh pada prokes. Edukasi dan sosialisasi yang sama harus dilakukan pihak sekolah juga.
4. Perlu perlu adanya kerja sama yang solid antara orang tua, tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan agar bisa menemukan gejala Hepatitis Akut sedini mungkin agar anak segera mendapatkan pertolongan medis. Jangan menunggu hingga muncul gejala kuning bahkan sampai penurunan kesadaran. Karena kondisi tersebut menunjukkan bahwa infeksi Hepatitis sudah sangat berat. Jika terlambat mendapatkan penanganan medis, maka momentum dokter untuk menolong pasien sangat kecil.
Terkait