INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Ketersediaan pasokan air untuk lahan pertanian diwilayah hilir irigasi Rentang masih menjadi kendala para petani di wilayah Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu. Pasalnya, saat ini para petani hanya mengandalkan sumber air dari bendungan DAM Prawiro Darung yang dapat masuk lewat saluran sisi kanan kiri jalan By Pass Ibu Tien Soeharto namun kondisi saluran pengalapan tersebut terjadi pendangkalan.
Melihat situasi dan kebutuhan yang mendesak tersebut, puluhan petani Blok Bungarangga, Desa Rawadalem, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, melakukan pengurasan saluran sisi selatan jalan sepanjang sekitar 1 kilo meter untuk penampungan air yang bisa dimanfaatkan petani.
“Karena lahan petani butuh sumber air, sementara Solokan sisi jalan ini dangkal, maka kami bersama petani melakukan pembuatan penampungan air dengan swadaya gotong royong,” tutur salah satu petani, Udi Casrudi kepada awak media, Jumat, 26 Juli 2024.
Pengurasan saluran penampungan air ini menggunakan alat berat yang disewa petani guna mempercepat pekerjaan. Dengan kondisi demikian, pihaknya meyakini ketersediaan air untuk puluhan hektar sawah pada musim tanam sadon bisa teratasi dengan baik melalui pompanisasi masing-masing petani.
“Penampungan air ini nanti bisa dilakukan pompanisasi masing-masing petani setiap saat, sehingga tidak terlalu khawatir,” tuturnya.
Senada, Abdul Ghani, mengatakan, alasan pembuatan penampungan air di sisi jalan By Pass Ibu Tien Soeharto disebabkan kondisi pendangkalan sedimentasi lumpur meningkat sangan sulit petani memperoleh pasokan air untuk lahan sawah diwilayah tersebut, sementara kondisi Irigasi Manggis sebagai sumber utama distribusi air dari Rentang, sama sekali sudah tidak berfungsi dengan baik, apalagi di sekitar Blok Pemasuhan, Desa Sudimampir sedang dilakukan proyek pompanisasi petani sehingga pasokan air dari Rentang yang ada saat ini, diklaim hasil usaha para pelaku proyek pompanisasi.
“Dahulu petani kita mengandalkan sumber air dari Irigasi Manggis, tapi sudah lima tahun berjalan ini sudah tidak bisa diandalkan, kami mengandalkan dari Bendungan DAM Prawiro Darung,” tuturnya.
Dengan adanya inisiatif para petani ini, pihaknya sangat menyayangkan peran serta anggaran Dana Desa yang fokus pada program ketahanan pangan, justru tidak bisa membaca kebutuhan masyarakat petani ditengah kesulitan pasokan air dan serangan hama tikus. (Red/FP).