INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Aksi unjuk rasa yang dilakukan massa Forum Komunikasi Masyarakat Indramayu Selatan (F-Kamis) di kawasan PG Rajawali 2 Jatitujuh, Majalengka, ternyata bukan hanya murni menyuarakan dua tuntutan mendasar, namun ada iming – imingi upaya pembagian lahan untuk anggota yang sudah menyetorkan sejumlah uang kepada organisasi.
Ayati(50) istri almarhum Sukra mengaku, keikut sertaan dirinya bersama suami dan keluarga bermula dijanjikan untuk melakukan pematokan lahan PG Rajawali bukan aksi unjuk rasa. Ia bersama keluarga sudah mempersiapkan patok – patok yang menjadi senjata guna menerima lahan yang dijanjikan seluas dua hektar.
“Saya sudah bayar Rp3,5 juta untuk mendapatkan garapan lahan tebu,”ungkapnya kepada Fokuspantura.com di RSUD Indramayu, Kamis (27/9/2018).
Ia tidak menyangka, jika setelah sampai di kawasan PG Rajawali 2, bergabung bersama ribuan masyarakat petani untuk melakukan aksi unjuk rasa (demo). Bahkan endingnya ia harus kehilangan nyawa suami tercinta.
Menurutnya, uang sebesar itu diserahkan kepada kordinator desa Syahril dua bulan yang lalu. Mendengar bujukan dan harapan baik tersebut, pihaknya tertarik untuk ikut menggarap lahan milik PG Jatitujuh, kendati dirinya sudah memiliki lahan garapan seluas 1 hektar di wilayah Kecamatan Kroya. Saat ditanya berapa jumlah warga masyarakat petani diwilayah Kecamatan Kertasemaya, khususnya Desa Lemahayu yang ikut bergabung untuk menggarap lahan dan ikut aksi unjuk rasa.
“Jumlahnya sekitar 50 orang yang kemarin ikut aksi unjuk rasa dan datang ke lahan tebu,”tuturnya.
Sementara itu, Syahril ketika dikonfrontir dihadapan Ayati membantah jika uang yang diberikan itu adalah biaya administrasi perjuangan sebagai anggota F-Kamis, apalagi dikaitkan dengan upaya jual beli lahan PG Rajawali 2 Jatitujuh. Kendati keduanya saling tuding bahwa pengakuan Ayati belum menggarap lahan, sementara Syahril dengan kode khusus menegaskan jika saat ini sedang dibajak dan dalam proses penggarapan lahan.
Syahril menjelaskan, peruntukan uang yang sudah diterima dari istri almarhum Sukra untuk pembiayaan traktor bajak lahan. Namun saat didesak siapa yang mengakomodir pembajakan lahan yang dimaksud, buru – buru menjawab kepada organisasi.
“Lahannya sudah ditraktor dan untuk biaya itu,” timpa Syahri.
Sementara itu, informasi yang diperoleh, keikut sertaan masyarakat yang berkontribusi pada gerakan upaya penguasaan lahan PG Rajawali 2 hingga ke wilayah Kecamatan Balongan dan beberapa daerah yang jauh dari kawasan lahan milik negara. Upaya itu diduga ada indikasi pemain berkedok pejuang rakyat petani tebu. Maka kondisi tersebut harus segera dihentikan dengan peran aktif semua pihak , Pemkab Indramayu dan Forum Kominikasi Pemerintah Daerah harus segera melakukan langkah pencegahan, agar tak terjadi korban nyawa berikutnya yang tak berkesudahan mengatasnamakan perjuangan agraria. Terutama sikap penegak hukum untuk mengusut secara tegas dugaan upaya – upaya penipuan dan perampasan lahan milik negara.