Acara yang di gelar di kediaman Tokoh Masyarakat Indramayu Barat, H, Supendi, dihadiri langsung Sekertaris Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing (DJPDS) KKP, Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jabar, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu, Kapolsek Bongas, Camat Bongas beserta para Kepala Desa se Kecamatan Bongas, diikuti ratusan warga, yang ditutup dengan pembagian bingkisan ikan dan makanan olahan ikan.
Sekertaris DJPDS KKP, Mahmud MSc, mengatakan, yang menjadi landasan diselenggarakannya acara adalah menilik angka konsumsi ikan masyarakat Indonesia yang masih rendah sehingga pada saat itu Presiden RI, Megawati, menggagas budaya makan ikan yang hasilnya indek konsumsi ikan mengalami kenaikan, kemudian dalam perjalanannya stunting menjadi salah satu permasalahan di negara kita, sehingga mendapat perhatian serius Presiden RI, Joko Widodo, dimana penyebab dari stunting itu sendiri akibat kurangnya asupan protein dan gizi, untuk itu pihaknya melakukan upaya-upaya meningkatkan asupan nutrisi salah satunya makan ikan, dengan mensosialisasikan kepada masyarakat melalui kegiatan Perluasan Safari Gemarikan, dalam rangka percepatan penurunan stunting dan gizi buruk.
“Stunting itu sendiri adalah gangguan pertumbuhan secara fisik dan otak akibat kekurangan protein dan gizi,” ujarnya.
Mahmud juga mengatakan, salah satu kandungan gizi dari ikan adalah Omega 3 yang bermanfaat untuk meningkatkan kecerdasan dan untuk mendapatkan ikan dengan kandungan Omega 3 yang cukup tinggi tidak perlu mengkonsumsi ikan impor, melainkn ikan diperairan Indonesia sendiri kaya akan Omega 3.
“Butuh ikan dengan Omega 3 tinggi tidak perlu ikan impor, ikan di perairan kita sendiri memiliki kandungan omega 3 cuku tinggi, salah satunya ikan bandeng kandungan Omeg 3 nya mencapai 28 persen,” terangnya.
Ditempat yang sama, Anggota Komisi IV DPR RI, Ono Surono, mengatakan, melalui kegiatan ini diharapkan dapat mendorong percepatan penurunan angka stunting di Indonesia, khususnya di Kabupaten Indramayu yang saat ini angka stuntingnya mencapai 21 persen, untuk itu pada saat ini pihaknya membagikan 500 paket kepada masyarakat berisi ikan dan makanan olahan dengan bahan baku ikan.
“Kami berharap masyarakat akan lebih memiliki lauk pauk ikan, karena kandungan proteinnya jauh lebih baik dari daging ataupun lauk pauk lainnya,” katanya.
Ono menegaskan, target dari pengentasan stunting itu sendiri adalah untuk membentuk generasi muda yang handal, dengan sasaran balita usia maksimal 2 tahunan atau usia 1.000 hari terhitung sejak fase awal kehamilan, agar terbiasa mengkonsumsi protein yang bersumber dari ikan, dengan begitu capaian generasi emas pada tahun 2045 akan dapat terwujud, untuk itu dibutuhkan kerjasama yang baik antara pemerintah dan semua komponen masyarakat guna membudayakan makan ikan atau gemar ikan.
“Dengan konsumsi ikan permasalahan stunting dapat tertanggulangi dan cita-cita membentuk generasi emas 2045 dapat terwujud,” tegasnya.(Roby/FP)