CIREBON,(Fokuspantura.com),-Seluruh sopir angkutan kota (angkot) di Kota Cirebon, mulai dari trayek D1 hingga D10 maupun angkot penyangga Kota Cirebon seperti GG, GP, GC, GM dan GS, melakukan aksi mogok massal, Selasa (15/8). Hal itu sebagai bentuk protes beroperasinya angkutan online.Pasalnya,keberadaan angkutan online membuat pendapatan sopir angkutan konvensional menjadi menurun.
Para sopir angkot tersebut memilih memarkirkan mobil mereka di pinggir jalan. Mereka pun menghadang angkot lain yang masih beroperasi dan menurunkan para penumpang yang ada di dalamnya.
Aksi mogok massal para sopir angkot itu membuat para siswa sekolah, mahasiswa maupun masyarakat yang hendak beraktivitas di pagi hari menjadi terhambat. Pasalnya, tidak ada angkot yang bersedia mengangkut mereka. Penumpukan calon penumpang pun terjadi di beberapa titik lokasi.
Untuk mengatasi hal itu, jajaran Polres Cirebon Kota, Polres Cirebon dan TNI mengerahkan mobil, truk, bus dan motor operasional mereka untuk mengangkut para calon penumpang. Angkutan tersebut sudah mulai bergerak sejak sekitar pukul 06.00 WIB dan menyisir titik-titik lokasi untuk mengantarkan para calon penumpang ke tempat tujuan masing-masing. “Kami sudah menyiapkan truk dalmas, bis serta seluruh kendaraan patroli roda dua dan roda empat, dibantu kendaraan operasional dari Kodim, Arhanud, Brimob dan Lanal Kota Cirebon,”kata Kapolres Cirebon Kota, AKBP Adi Vivid.
Tak hanya itu, Adi pun mengerahkan kendaraan operasional di seluruh polsek. Kendaraan di polsek-polsek tersebut langsung bergerak di wilayah masing-masing untuk mengantarkan warga ke tempat tujuan mereka.
Para calon penumpang terutama siswa sekolah terlihat senang menumpang mobil operasional milik polisi maupun TNI. Apalagi, mereka belum pernah merasakan menaiki mobil-mobil tersebut. “Untung ada mobil polisi. Gratis lagi,” tutur Sudirman, yang mengaku telah menunggu angkot selama setengah jam.
Salah seorang sopir angkot D6, Agus mengatakan, beroperasinya angkutan berbasis aplikasi online di Kota Cirebon membuat pendapatan sopir angkot konvensional menurun tajam. Bahkan, seringkali sopir angkutan konvensional pulang tak membawa uang. “Kami menolak angkutan online,” kata Agus.
Sementara itu, dampak dari mogok sopir angkot di Kota Cirebon,para pelajar di Kabupaten dan Kota Cirebon, rela berjalan kaki saat pulang sekolah. Pasalnya, sampai jam pulang sekolah sekitar pukul 15.30 WIB tadi tidak ada angkot yang beroperasi.
Mereka pun mau tidak mau harus rela berjalan kaki untuk sampai pulang menuju rumah. Di jalan Tuparev, puluhan pelajar dari berbagai sekolah terlihat bergerombol berjalan kaki.
Nadia, salah satu pelajar SMK Islamic Centre terpaksa harus berjalan kaki sampai rumahnya yang berada di Kecamatan Jamblang.
Tidak sendirian, Nadia juga ditemani beberapa temanya yang rumahnya satu arah menuju Palimanan. Menurutnya saat pagi berangkat sekolah dirinya diantar oleh keluarganya.
“Pagi sih diantar sama bapak, pas pulang dikiranya sudah ada angkot. Tapi mau gimana mau tidak mau jalan kami mudah- mudahan di Kedawung ada Elf,” kata Nadia.
Senada dengan Nadia, Citra yang juga bersekolah di Islamic Centre mengungkapkan dirinya ikut rombongan pelajar lainya menggunakam mobil bak terbuka saat berangkat. Namun dirinya harus berjalan kaki sampai rumah saat pulang sekolah.
“Saya rumahnya di Kemlaka, ya sama temen sampai Kedawung kan dekat ya jalan kaki saja nanti,” katanya.(yessy/muhadi/republika.co.id/cirebontrust.com)