SUBANG,(Fokuspantura.com),- Ratusan hetar sawah beberapa Kecamatan di Kabupaten Subang Jawa Barat, mengalami gagal panen akibat serangan hama tikus, wereng, sundep dan penyakit padi lainnya. Kondisi itu berdampak pada hasil panen anjlok hingga 75 persen dari produksi masa panen sebelumnya, bahkan beberapa diantaranya gagal panen total karena bulir padinya tak berisi.
Sukardi,(52) petani asal Desa Binong yang ditemui Fokuspantura.com, mengatakan, hasil panen kali ini tidak menguntungkan, bahkan anjlok lebih dari 50% dari hasil panen sebelumnya. hal itu disebabkan diakibatkan serangan tikus, hama wereng dan sundep serta berbagai penyakit padi lainnya.
“Banyak padi yang dimakan tikus. Selain itu ada juga kena penyakit. Kami belum tahu jenis penyakit itu apa, makanya nggak tahu bagaimana cara mengatasinya,” ungkapnya, Senin,(16/5/2017).
Senada, Rahman(50) petani asal kecamatan Compreng mengatakan, akibat serangan hama itu, petani banyak mengalami kerugian.”Modal biaya produksi dari tanam hingga panen saja tidak terganti, karena banyak padi yang tak berisi”
Padahal menurut Rahman, untuk mengatasi serangan hama tersebut, petani selalu berusaha maksimal melakukan pemberantasan hama dengan bebagai jenis pestisida, namun hasilnya tetap tak berhasil membasmi hama-hama tersebut.
“Kami para petani berharap agar Dinas Pertanian Kabupaten Subang memberi solusi terhadap masalah yang sedang dihadapi para petani dan mengalami gagal panen.”tuturnya.
Menanggapi hal itu, Pengamat Pertanian,Redi Rahman mengatakan, gagal panen yang terjadi dibeberapa Kecamatan di Kabupaten Subang, bukan serta merta serangan hama tikus maupun wereng atau Sundep. Namun lebih akibat terkena penyakit kerdil hampa. Karena umumnya yang gagal panen awal tahun ini dibeberapa kecamatan, kondisi padinya tak berisi.
Menurutnya, gejala utama penyakit kerdil hampa adalah saat awal pertumbuhan daun tanaman padi menjadi kasar/ bergerigi dan tidak teratur. Bagian tanaman yang kasar biasanya menguning, kecoklatan, rusak atau terpilin. Gejala pada tanaman dewasa adalah daun benderanya pendek, terpilin, salah bentuk atau kasar tak beraturan. Biasanya bulir padi pada tanaman yang terserang sedikit yang terisi.
“Penyakit ini disebabkan oleh virus kerdil hampa yang penyebarannya ditularkan oleh hama wereng coklat (Nilaparvata lugens). Cara pencegahan yang utama yang harus dilakukan petani adalah mengendalikan serangga penularnya yaitu wereng coklat,” jelas Alumnus IPB Bogor ini. (Ahya Nurdin)