INDRAMAYU, (Fokuspantura.com),- Lembaga non-profit yang bergerak meningkatkan Hak dan Kesetaraan Seksual dan Reproduksi (HKSR) serta mencegah Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS) yaitu Rutgers Netherlands bersama Rutgers Indonesia, melakukan konsolidasi dan sosialisasi kepada para generasi muda dan pelajar di Kabupaten Indramayu.
Kegiatan yang bertemakan Right Here Right Now (RHRN) ke 2 difasilitasi Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Indramayu, dengan capaian target terwujudnya remaja Indonesia yang berdaya menuju genersi sehat dengan pengakuan dan penghormatan atas Hak Azasi Manusia (HAM), keadilan dan kesetaraan serta inclusivitas, sesuai visi dari Rutgers Indonesia itu sendiri.
Ketua PMI Kabupaten Indramayu, Mulya Sedjati, mengatakan, Rabu (6/7/2022), Indramayu merupakan salah satu daerah yang rawan tentang seksualitas maupun reproduksi, sehingga melalui PMI pusat, pihaknya berkolaborasi dengan Rutgers untuk memberikan edukasi kepada remaja termasuk para pelajar, sehingga diharapkan akan bisa membantu pemerintah dalam hal pemberian edukasi kepada masyarakat kususnya generasi muda tentang kesehatan, pendidikan dan kekerasan seksual.
“Kami berkolaborasi dengan Ruters untuj memberikan edukasi kepada generasi muda tentang permasalahan seksual, kesehatan dan pendidikan,” ungkapnya.
Mulya menegaskan, sosialisasi semacam ini dipandang perlu diberikan kepada para remaja karena permasalahan seksualitas masih belum masuk dalam kurikulum sekolah, adapun capaian targetnya akan dievaluasi setiap tahun untuk menyusun setrategi selanjutanya agar hasil yang dicapai benar-benar maksimal.
“Targetnya adalah bagaimana mensejahterkan masyarakat yang diwali dengan pembekalan terhadap para remaja tentang pemahaman seksual, reproduksi dan mencegaha kekerasan untuk penyetaraan gender,” tegasnya.
Program Advisor Rutgers Netherlands, Jeroen Lorist, bersama Senior Program Offiser Rutgers Indonesia, Jajat Sudrajat, mengatakan, Rutgers Indonesia dan Rutgers Belanda ingin mendorong anak muda agar mampu menyampaikan apa yang menjadi kebutuhannya, serta mampu mendapatkan hak-haknya, seperti hak kesehatan, pendidikan juga hak menyampaikan pendapat, seperti yang dilaksanakan di Kabupaten Indramayu, Jombang dan juga daerah Langkat Indonesia.
“Kami mendorong agar anak muda mampu menyampaikan pendapat guna mendapatkan haknya,” ujarnya.
Alasan menggandeng PMI, kata Jajat, karena PMI memiliki potensi yang sangat besar, dimana PMI berada di 34 propinsi di Indonesia yang bekaktifitas dengan menggandeng lembaga pendidikan dan juga remaja umum, sehingga akan mempermudah untuk memberikan edukasi guna mendapatkan hak-haknya, adapun targetnya di tahun 2025 bisa mendapatkan profil anak muda yang berpengaruh menjadi campion-campion untuk mendorong agar membuka akses pemerintah bagi anak muda tentang isu pendidikan dan kesehatan.
“PMI memiliki jaringan yang sangat luas dan bisa bekerja sama dengan lembaga pendidikan serta remaja secara umum,” terangnya.