INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Direktur Utama PT Media Pantura Group, Ihsan Mahfudz, menegaskan, kader baru Nahdlatul Ulama saat ini harus sudah bisa menguasai teknologi digital sebagai alat untuk mengisi ruang-ruang literasi yang sudah sangat mendominasi dalam kehidupan sehari-hari.
Hal itu disampaikan saat mengisi materi NU dan Era Digital pada peserta Kemah Kebangsaan Pelajar Nahdlatul Ulama di Pantai Ujung Ori, Patrol, Indramayu, Sabtu, 21 Mei 2022.
“Kondisi hari ini, kader Nahdiyin belum bisa menangkap dengan baik era digital sebagai media edukasi dan dakwah,” kata Pimpinan Redaksi Fokuspantura.com dihadapan peserta.
Ia mencontohkan, sebagain kalangan pelajar Nahdiyin mungkin sudah mengenal media sosial seperti facebook, tweeter, Instagram dan lainnya. Tetapi media digital tersebut belum digunakan sebagai alat untuk menyebarkan konten konten dan narasi tentang ke-NUan. Bahkan cenderung media sosial itu, baru bisa digunakan untuk canda gurau atau bahkan mempublish hal hal yang tidak terlalu penting untuk diketahui publik.
Kendala itu, kata Ichank, sapaan akrab Ihsan Mahfudz, menyebabkan kader Nahdiyin selalu tertinggal bahkan sebagian menganggap bahwa media sosial atau era digital dianggap tidak penting. Padahal banyaknya kanal kanal YouTube yang terus mengkampanyekan kondisi kultur budaya masyarakat Nahdiyin akan mampu memberikan keseimbangan infomasi kepada publik guna melakukan counter opini di media sosial terhadap akun akun yang terus mengikis eksistensi Aswaja di tengah – tengah masyarakat.
“Jadi mulai hari ini, sudah saatnya kader NU terus mengisi ruang ruang media sosial dengan memberikan informasi tentang tradisi NU ditengah-tengah masyarakat, termasuk anda sebagai kader muda dan pelajar NU,” tuturnya.
Ia mengutip pernyataan Wapres Maruf Amin yang mengatakan bahwa menjaga tradisi merupakan hal penting, mengadopsi dan selektif terhadap tradisi baru juga langkah yang tidak kalah penting, tetapi tetap berinovasi merupakan langkah yang sangat penting sehingga peran NU sebagai subjek akan konsisten atau istiqomah dalam keaktifan memberi manfaat (maslahah) untuk umat di seluruh dunia.
“Mari kita masuki diskrupsi digital ini secara matang dengan mempersiapkan SDM yang kuat, agar tidak terjebak pada tipuan kanal kanal yang terus diproduksi oleh orang orang yang tidak senang terhadap NU,” tandas Pembina Yayasan Bani Mahfudz ini.
Ia berharap, materi yang disampaikan pada peserta Kemah Kebangsaan itu, dapat segera dijalankan serta dipersiapkan secara matang terutama bagaimana memposting konten konten tentang Aswaja dan tradisi NU yang hari ini masih melekat ditengah – tengah masyarakat.
“Jadi, mulai sekarang berhentilah memposting hal hal yang tidak bermanfaat apalagi hal caci maki dan perpecahan umat,” pungkasnya.