Beberapa titik pekerjaan betonisasi jalan saat ini, terindikasi menggunakan praktek – praktek koruptif yang sudah mendarah daging dan masih menjadi tontonan masyarakat, seperti pengurangan ketebalan beton jalan, mempersiapkan lubang untuk coring beton, peninggian batu beskos, tanpa papan proyek dan upaya upaya lain agar tak sedap dipandang mata yang dilakukan oleh oknum pelaksana pekerjaan.
Kondisi tersebut, bertolak belakang dengan Visi Indramayu Bermartabat, sebuah cita – cita besar perubahan Indramayu kedepan yang lebih baik, dimana impian anggaran pelaksanaan pembangunan minimal 65 persen dari pagu anggaran dapat terwujud, hanya isapan jempol jika disandingkan dengan kondisi dan fakta pelaksanaan pembangunan rigit beton di wilayah Kecamatan Juntinyuat dan beberapa Kecamatan lainnya.
“Tolang mas ditindaklanjuti kondisi hasil pembangunan Visi Indramayu Bermartabat seperti itu, yang dirugikan tetap masyarakat,” kata Carmin warga masyarakat Kecamatan Juntinyuat kepada Fokuspantura.com, baru baru ini.
Ia sangat meragukan kredibilitas pelaksana pembangunan yang tak mau terbuka dengan masyarakat. Hal itu terlihat dari keseriusan pelaksana bangunan tanpa memasang papan informasi proyek, sehingga masyarakat tidak dapat mengawasi dengan baik termasuk mengutarakan keberatan atas hasil pembangunan diwilayahnya.
” Gak ada papan proyeknya, gak tau penanggung jawab pelaksanannya juga ditanya tidak menjawab,” tuturnya.
Kondisi yang sama juga terjadi di wilayah Kecamatan Jatibarang, dimana hasil pelaksanaan pekerjaan hotmix jalan baru beberapa hari dilaksanakan kondisi aspal terkelupas.
Menanggapi kondisi tersebut, Plt Kepala PUPR Indramayu, Maman Kostaman, mengungkapkan, bahwa sebaran pelaksanaan pekerjaan infrastruktur sangat luas, sementara keberadaan pengawas lapangan juga sangat minim. Hal itu yang menjadi kendala utama Dinas.
“Kita akui sebaran lokasi pekerjaan sangat luas, dan tenaga pengawas kita sangat kurang,” katanya saat dikonfirmasi.
Namun dibalik semua itu, Maman juga meragukan integritas pelaksana pekerjaan yang terjadi selama ini. Sehingga akan menjadi bahan evaluasi tim direksi kedepan untuk lebih baik lagi dalam melakukan pekerjaan infrastruktur jalan.
“Yang jelas kurangnya integritas pelaksana. Kita evaluasi mas,” kilahnya.
Ia mengaku, akan menindaklanjuti keluhan masyarakat terkait adanya temuan kurangnya kwalitas pekerjaan yang saat ini sudah dilaksanakan oleh pihak penyedia.
“Ya kita lihat nanti,” pungkasnya.
Sementara itu, salah satu kontraktor dan penyedia jasa konstruksi Indramayu, mengaku masih belum menemukan formulasi baru atas komitmen Pemkab Indramayu terhadap iklim jasa konstruksi diera kepemimpinan Indramayu Bermartabat ini. Mengingat kondisi dilapangan, pihaknya masih harus menyediakan besaran fee proyek yang cukup fantastis dan penurunan pagu penawaran sebesar 16 persen dari anggaran yang tertera dalam HPS.
“Jadi iklim jasa konstruksi di Indramayu saat ini masih sama dengan rezim sebelumnya,” ungkap AI salah satu kontraktor Indramayu.
Ia mengharapkan, pola lelang LPSE secara bebas dan fait bisa terjadi pada kepemimpinan Indramayu saat ini, namun sangat disayangkan, beberapa mekanisme lelang yang digelar lebih dari tiga tender lelang yang diikuti sudah lewat jadwal pengumuman.
“Entah menunggu intervensi dari siapa pengumuman itu tak segera diputuskan,” tutur AI.