Bulan Merah Di Langit Emirat Karya Syarofin Arba
INDRAMAYU tercatat sebagai daerah pengirim buruh migran tertinggi di Indonesia. Para TKI/TKW ini bekerja di berbagai negara, termasuk di negara Uni Emirat Arab. Tetapi mayoritasnya bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT). Banyak kisah menarik selama mereka bekerja di negeri orang. Hidup penuh dengan suka duka dan berbagai permasalahan seperti teror, penganiayaan, pelecehan seksual, hingga pembunuhan. Semua itu mereka lakoni demi bisa merubah nasib. Banyak di antara TKW yang kemudian berhasil sukses, namun tak sedikit pula yang gagal dan terpuruk.
Permasalahan itulah yang diangkat oleh Syarofin Arba MF dalam novelnya yang berjudul Bulan Merah Di Langit Emirat. Lewat tokohnya Masripah, novel ini menyajikan perjuangan hidup pekerja migran di tanah Arab. Pahit getirnya pergulatan hidup yang penuh kompleksitas. Selain pergulatan hidup buruh migran, di dalam novelnya Syarofin Arba juga menguak permasalahan kesenjangan sosial.
“Betapa kita masih banyak menemui persoalan kesenjangan sosial di tengah-tengah masyarakat. Tak terkecuali di daerah Indramayu yang menjadi basis pekerja migran,” tutur Kang Oping panggilan akrab Syarofin.
Dalam novel ini dikisahkan bagaimana kehidupan Masripah sosok wanita desa yang tangguh dan mandiri. Ia lahir dari kalangan tak berpunya. Akibat dari keterpurukan ekonomi membuatnya tak bisa melanjutkan kuliah, hal yang didambakannya. Untuk mencari kerja pun sulit. Hingga akhirnya ia memilih bekerja menjadi TKW. Tetapi jalan tidak selalu lurus. Untuk sekedar menjadi PRT di negeri orang saja ia mesti melewati berbagai macam rintangan dan tantangan. Termasuk ditipu oleh agensi abal-abal. Belum lagi perlakuan kasar dan pelecehan seksual serta pandangan negatif dan merendahkan pekerjaannya sebagai pembantu atau babu. Dengan berbagai macam rintangan dalam hidupnya tak membuat dirinya semakin melemah atau pasrah. Justru sebaliknya ia jadikan semuanya sebagai tantangan untuk bisa merubah nasib dan mewujudkan impian terbesarnya untuk bisa kuliah.
Cerita yang tersuguhkan oleh penulis dalam novel ini menjadi bukti bahwa tidak ada yang tidak bisa dilakukan dan diraih oleh siapapun. Tentu semua itu membutuhkan semangat juang yang tinggi serta mental yang tidak mudah goyah dan lemah. Alur cerita di dalam novel tersebut tampak dikemas dengan baik dan rapih. Terlebih lagi penulis mampu memproyeksikan potret keadaan dua negara yang berbeda (Indonesia dan Uni Emirat Arab) baik dari segi budaya, kondisi alam, hingga setiap sudut kotanya. Semua itu dapat dikemas dengan sangat informatif serta terstruktur seolah-olah pembaca diajak menjejaki kota-kota di kedua negara.
Demikian pula penulis mampu menyuguhkan secara runtut lokasilokasi kota Dubai dan Abu Dhabi yang amat mengagumkan dengan gedung yang megah dan bahkan tertinggi di dunia. Lewat novelnya ini Syarofin Arba MF juga mengajak pembaca menyelami bagaimana budaya kota-kota yang menjadi setting novel termasuk di Uni Emirat Arab, sehingga menambah wawasan pengetahuan pembaca. Sebuah hal yang tidak gampang dilakukan oleh sembarang penulis. Namun penulis wong Dermayu itu mampu melakukannya dengan tekniknya tersendiri. Hal menarik dalam novel ini terdapat nilai edukasi yang dikemas secara apik dan pesan moral yang banyak bertebaran di setiap alur ceritanya.
Novel Bulan Merah Di Langit Emirat sangat layak untuk dibaca. Kisahan dalam novel ini penuh haru biru dengan balutan berbagai konflik dan ketegangan. Tidak selamanya bekerja sebagai TKW bercitra negatif. Novel ini menguak cakrawala baru semangat dan perjuangan pahlawan devisa dalam menggapai mimpi. Novel yang penuh inspirasi dan menggugah jiwa.
*) Judul : Bulan Merah Di Langit Emirat, Penulis : Syarofin Arba MF, Penerbit : Mekar Insani, Terbit Oktober 2020, Jumlah Halaman : 258 halaman
