SUMBER,(Fokuspantura.com),– Ketergantungan perajin mebel kepada pemodal membuat mereka sulit berkembang. Pasalnya, sebagian besar pengusaha mebel di Desa Sindangmekar Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon bergantung kepada pemodal.
Keadaan ini sudah berlangsung selama enam tahun terakhir. Dulu sebelum para pengusaha mebel dimodali oleh pemodal-pemodal besar, mereka bisa bersaing masalah harga. Dan bebas menjual produk mereka ke mana pun. Sehingga banyak pengusaha mebel mampu berkembang.
Sekarang para pengusaha mebel tidak lagi mampu bersaing masalah harga. Karena setiap hasil mebel yang mereka buat hanya boleh dijual kembali kepada pemodal yang mendanai mereka. Harga pun sudah ditentukan oleh pemodal sehingga pengusaha tidak bisa menentukan harga tersebut.
Jamaludin, misalnya, sudah empat tahun membuat usaha mebel. Namun, sampai saat ini usahanya tidak bisa berkembang. Karena tidak bisa menjual produknya ke luar dan tidak bisa bermain harga sendiri. Apabila Jamaludin menjual produk selain kepada pemodal, maka tidak akan mendapat pendanaan lagi yang mengakibatkan usahanya bangkrut.
“Saya gak bisa kalau menjual ke luar. Ya pemodal akan ngambil barangnya langsung. Kalau kaya gini terus susah berkembang usahanya. Sedangkan persaingan usaha makin banyak. Kita tidak punya kesempatan untuk bersaing,” katanya, Rabu (5/7).
Mereka bergarap agar ada pendanaan yang tidak memonopoli usaha mereka. Sehingga akan mudah bersaing dalam harga. Dan tentunya mereka mampu melebarkan sayap bisnisnya di bidang furniture.
Sementara itu, para pengusaha sendiri mengatakan memang prinsip usaha seperti ini, dimana bisa menekan modal yang serendah-rendahnya dan mendapatkan untung sebesar-besarnya. Yang penting ada kerja sama antara pengusaha dan perajin mebel dan tidak merugikan salah satu pihak.
“Saya sudah perjanjian terlebih dahulu. Kalau setuju silakan jalankan. Kalau tidak setuju pun saya tidak memaksakan. Jadi tidak ada bahasa dirugikan. Kalau dianggap belum mencukupi penghasilan ya di luar kemampuan saya. Karena saya pun perlu modal besar untuk membangun sebuah usaha,” ujar Tohidi, salah satu pengusaha. (Ibrahim)