SUKRA, (Fokuspantura.com),- Memasuki musib barat (musim hujan) abrasi Pantai Plentong naik secara signifikan, pasalanya kondisi pantai yang sudah dijadikan sebagai ekowisata masyarakat Desa Ujunggebang Kecamatan Sukra tersebut hanya berselang beberapa hari saja tepian pantainya tergerus hingga melebihi 10 meter dari kondisi semula. Hal itu mengakibatkan kerugian materil hingga puluhan juta rupiah karena abrasi tersebut telah meruntuhkan bangunan permanen kamar mandi pengunjung serta melenyapkan sejumlah saung tempat peristirahatan pengunjung, termasuk melenyapkan ribuan pohon mangrove yang baru menginjak usia 2 tahunan atau ketinggian mencapai satu meteran.
“Hujan deras disertai angin kencang, sehingga hanya dalam kurun waktu 3 harian ombak menggerus pantai hingga merobohkan bangunan kamar mandi dan saung serta melenyapkan ribuan pohon mangrove,” ujar salah seorang warga Desa Ujunggebang yang juga selaku pengelolah Obyek Wisata Pantai Plentong (OWPP), Iman, dilokasi abrasi, Selasa (21/1/2020).
Menurut Iman, abrasi yang terjadi saat ini memang diluar dugaan karena selain berlangsung sangat cepat juga telah merobohkan bangunan yang sebelumnya masih memiliki jarak sekitar lebih dari lima meteran dari bibir pantai, dimana pada area tersebut tengah dipersiapkan penahan gelombang menggunakan geo bag.
“Kami kaget, sebelum tahun baru 2020 masih aman akan tetapi kemudian hujan deras yang berlangsung pekan lalu telah memicu gelombang hingga mengikis pantai dengan tingkat abrasi yang cukup tinggi,” terangnya.
Terpisah, Kepala Desa (Kuwu) Ujunggebang, H. Kusnato, diruang kerjanya, mengatakan, upaya penyelematan Pantai Plentong menjadi bagian dari scala prioritas pembangunan di Desa Ujunggebang, mengingat pantai tersebut sudah menjadi obyek wisata dengan potensi pertumbuhan ekonomi yang cukup baik, adapun upaya yang dilakukan pihak Pemdes dengan melakukan pendekatan dan pengajuan kepada institusi terkait seperti halnya BBWS yang kemudian sudah terealisasinya tanggul pengaman pantai sepanjang 150 meter dan pemasangan penangkap pasir oleh pihak litbang.
“Saat ini sudah terpasang tanggul pengaman pantai realisasi BBWS dan pemasangan penangkap pasir oleh litbang, pada areal sebelah timur dari lokasi yang saat ini terkena abrasi,” ungkapnya.
Kemudian, lanjut Kusnato, untuk areal yang saat ini terkena abrasi akan dilakukan pemasangan geo bag namun kondisi cuaca yang cukup ekstrim akhirnya pelaksanaan pemasangan geo bag ditangguhkan dan diluar dugaan bagian pantai yang merupakan areal tanaman mangrove tersebut tergerus dengan cepat hingga kondisinya memprihatinkan, untuk itu pihaknya akan mengkonsentrasikan revitasasi OWPP pada areal tersebut karena bisa memgancam kesinambungan Pantai Plentong sebagai ekowisata yang sudah diminati ribuan pengunjung.
“Kami berharap ada realisasi lanjutan guna revitalisasi Pantai Plentong mengingat keterbatasan anggaran desa yang tidak memungkinkan untuk melakukan penanggulangan abrasi secara optimal,” pungkasnya.
Terkait