INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Penurunan geliat perekonomian masyarakat wilayah Pantura Indramayu, Jawa Barat sangat dirasakan pasca beroperasinya Tol Cipali pada Juni 2015 lalu. Sepanjang perbatasan Subang – Indramayu ditemukan ratusan pengusaha restoran dan rumah makan gulung tikar dan beberapa SPBU terdampak serta pelaku usaha memilih pindah lokasi dengan modal yang tidak sedikit.
Kondisi tersebut, membuat Pemkab Indramayu merekomendasikan kepada pemerintah pusat melalui Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) agar membuka tiga exsit Tol Cipali sebagai solusi bagi perkembangan dan penguatan kembali perekonomian di Kabupaten Indramayu.
Bupati Indramayu H. Supendi meminta kepada pemerintah pusat untuk menambah pembangunan exit tol yakni di Kecamatan Gantar sebagai upaya menuju Ujunggebang Kecamatan Sukra untuk akses ke Pelabuhan Patimban, exit tol Kecamatan Terisi yang menuju kawasan industri dan Pelabuhan Losarang, dan exit tol untuk menuju embarkasi haji di Kecamatan Lohbener.
“Kita berharap rekomendasi ini bisa direalisasikan karena bisa mengembalikan kejayaan perekonomian di Indramayu. Apalagi saat ini kita menghadapi kawasan industri yang tengah kita siapkan,” katanya saat acara Kunjungan Kerja Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) di Kabupaten Indramayu, Selasa (10/09/2019).
Ia menjelaskan, beberapa rekomendasai tersebut diharapkan menjadi solusi bagi perkembangan dan penguatan kembali perekonomian di Kabupaten Indramayu dan mendorong pemerintah pusat untuk mempercepat pembangunan Losarang agar segera beroperasi supaya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Rekomendasi berikutnya yakni mendorong pemerintah pusat untuk mengembangkan kawasan ekonomi khusus di wilayah Karangsong dan Pulau Biawak, kemudian mengharapkan agar dibangun jalur kereta api dari Pelabuhan Losarang ke Stasiun Kereta Api Terisi dan segera menyelesaiakn revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tahun 2011 – 2031.
Sementara itu Ketua Tim Kajian Daerah Wantannas, Kolonel Laut Supendi, menjelaskan, semenjak dibukanya jalan Tol Cipali pada tahun 2015, telah membawa dampak turunnya perekonomian di jalur Pantura (Indramayu). Pasalnya, pelaku usaha kuliner ataupun oleh-oleh mengalami penurunan omzet yang drastis bahkan ada yang bangkrut sehingga menutup tempat usaha. Perekonomian lokal sepanjang kota-kota Pantura mengalami penurunan.
Hasil studi yang dilakukan BI cabang Cirebon menunjukkan 70 persen restoran tutup, 30 persen usaha anjlok, 70 persen omzet SPBU turun. Secara mikro, di Pekalongan penjualan batik anjlok 70 persen, penjualan telur asin di Brebes turun lebih dari 50 persen.
Gambaran tersebut di atas menunjukkan bahwa Kabupaten Indramayu merupakan daerah yang mengalami dampak ekonomi cukup besar akibat dari operasional tol Cipali. Untuk itu perlu dilakukan pengkajian yang mendalam untuk mendapatkan berbagai data dan informasi terkait dengan permasalahan atau hambatan yang dihadapi dalam rangka menemukan solusinya.
“Selain tol Cipali, kita juga antisipasi tol Cisumdawu, bendungan Cipanas, dan lainnya sehingga perlu dilakukan antisispasi. Permasalahan yang muncul di Kabupaten Indramayu ini, selanjutnya akan dibawa ke pusat sebagai bahan kebijakan untuk menentukan langkah selanjutnya,” katanya.