SUKRA,(Fokuspantura.com),- Manajemen PT. PJB UBJOM PLTU Indramayu menggandeng tim independen accesor melakukan evaluasi tentang efek program Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap masyarakat sekitar selaku penerima manfaat. Salah satu bentuk kegiatan itu adalah study Indek Kepuasan dan Ketidakpuasan Masyarakat (İKM), dengan pengisian kuisioner oleh penerima program, dilanjutkan dengan survei pengukuran IKM ke masing – masing penerima manfaat, di Ruang Usman Lt.1 Gedung Admin PT. PJB UBJOM PLTU Indramayu, Senin (5/8/209).
General Manager PT. PJB UBJOM PLTU İndramayu melalui, Supervisor Umum dan CSR, Nasir, mengatakan, maksud dilakukannya IKM adalah untuk menganilisis tingkat kepuasan dan ketidakpuasan masyarakat terhadap pelaksanaan program CSR PT. PJB UBJOM PLTU Indramayu tahun 2018 berikut analisis pengelolaan kompetensinya sebagai bahan penyusunan rekomendasi guna peningkatan kinerja pengelolaan CSR kedepan.
“Study IKM ini dimulai dengan pengisian kuisioner oleh penerima program yang kemudian akan dilakukan survey langsung ke lapangan untuk dilakukan evaluasi oleh accesor dari tim independen, adapun titik survey akan diprioritaskan adalah pada jenis program CSR baru yang belum terevaluasi sebelumnya, seperti, pengelolalaan pupuk organik, green house, Bumdes Maju tentang pengembangan ekowisata Pantai Plentong, serta program ayo sekolah Kejar Paket C plus Vokasi,”ujarnya.
Ketua Tim Study IKM, Dr. Muhammad Najib, disela kegiatan survei, mengatakan, jika program tersebut baik dan kemanfaatannya memiliki efek yang perlu dikembangkan bagi penerima manfaat, maka budgetnya perlu ditambah, artinya sepanjang masyarakat merasa puas dan penerima manfaatnya semakin besar maka peran PJB semakin baik dengan anggaran yang perlu ditambah sehingga kebermanfaatannya nyata.
Dikatakannya pula, sejauh ini dari beberapa survey yang dilakukan masyarakat penerima manfaat cukup banyak baik secara langsung bentuk charity maupun dalam bentuk pemberdayaan salah satunya Pantai Plentong Desa Ujunggebang dimana keterlibatan masyarakat cukup banyak sehingga bisa mengurangi pengangguran, maka model pemberdayaan semacam itu perlu untuk dikembangkan.
“Sepanjang penerima manfaatnya cukup banyak baik dalam bentuk charity maupun pemberdayaan sehingga bisa mengurangi pengangguran contohnya Pantai Plentong, maka model semacam itu perlu dikembangkan,” terangnya.
Menyinggung tentang program CSR untuk Paket C Vokasi di PKBM, Najib mengatakan, sumber daya manusia merupakan problem yang harus dipecahkan, dalam hal ini pemberdayaan tidak akan optimal tanpa disertai sumber daya manusia yang baik, maka peran PKBM sangat penting sebagai salah satu solusi dari pemecahan masalah tersebut.
“Pemberdayaan manusia tidak akan maksimal tanpa disertai dengan sumber daya manusia yang baik,” pungkasnya.
Terpisah, Kuwu Ujunggebang, H. Kusnato, mengungkapkan, pada dasarnya masyarakat memiliki keinginan yang tinggi hanya saja tidak mengetahui langka yang harus dilakukan, dengan adanya program CSR setidaknya bisa membuka peluang bagi masyarakat untuk bisa mengeksplore diri melalui kegiatan pemberdayaan yang saat ini dilakukan, karena secara on the track pelaksanaan pembangunan terus berlanjut sementara sediaan anggaran desa sangat terbatas sehingga butuh komponen pendukung guna mensuport pelaksanaan pembangunan disegala sektor.
“Kami berharap program CSR yang sudah berjalan bisa berlanjut secara berkesinambungan sebagai komponen pendukung pada pelaksanaan pembangunan disegala sektor terutama pemberdayaan manusia karena manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat,” ungkapnya.