Warganet belakangan ramai memposting kondisi Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) yang berada di Jalan By Pass Widasari, tepatnya di Desa Luewigede, Kecamatan Widasari, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Sebagian postingan beberapa akun Facebook itu, tertuju pada bentuk bangunan semi permanen tertutup karung padi layaknya tempat penampungan barang bekas, namun di dalamnya terdapat aktifitas keluarga dengan dua anak perempuan yang butuh sentuhan serius dari pemerintah setempat. Bahkan ada juga postingan yang menyalahkan pemilik rumah itu sebagai upaya untuk mendapatkan sensasi publik.
Alih-alih motif dibalik pemandangan yang tak sedap dilihat oleh publik itu, ternyata penghuninya adalah Karita(29) tercatat sebagai warga Desa Bojong Slawi, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu sebagaimana tertera dalam Kartu Keluarga dan KTP. Sontak peristiwa munculnya postingan di Medsos itu, membuat geram pemerintah desa dimana bangunan tersebut berada, pasalnya secara defakto yang bersangkutan bukan pribumi, hingga mengakibatkan semua pihak terhipnotis untuk mengetahui lebih dalam siapa pemilik dan apa motif dari Rutilahu tersebut berdiri.
Karita merupakan suami dari Nurjanah yang memiiliki dua anak perempuan, ia bermukim dilakosi pinggir jalan By Pass Widasari sudah berlangsung sekitar 1 tahun lebih, namun Karita mengaku kaget setelah kedatangan orang berasal dari Jakarta melakukan investigasi dan mampir dikediamannya. Dengan gaya polos, Karita, bercerita tentang kondisi keluarganya, hingga diminta menyerahkan semua dokumen identitas diri dan kartu keluarga (KK), bahkan konon ia dijanjikan akan dibantu oleh orang tersebut.
“Sampai saat ini bantuan yang dijanjikan tak kunjung datang,” ucap Karita dihadapan Kuwu Leuwigede, Selasa(27/3/2019).
Ia terpukul, jika klaim action selama ini membawa nama baik Pemdes setempat hingga kemudian Karita diundang di Kantor Desa dan Rumah Kepala Desa untuk memberikan klarifikasi atas peristiwa yang terjadi, karena selama ini tidak ada maksud – maksud tertentu dengan kondisi rumah dan keluarga yang terjadi, tapi berdasarkan fakta yang ada sebagai kepala keluarga yang berprofesi tukang jahit pakaian dan guru ngaji.
“Saya mohon maaf Bu Kuwu, jika masalah ini berdampak besar, saya akui memang saya numpang hidup di pekarangan warga Leuwigede, tapi kejadian ini tidak ada sangkut paut dengan kegagalan pemerintah dan kondisi tersebut murni keadaan yang sebenarnya, saya akan urus kepindahan penduduk saya jika sudah memiliki tempat yang pasti,” ujar Karita dihadapan Kuwu Evi.
Para pemburu berita, secara spontan memanfaatkan isu tersebut sebagai bentuk kegagalan pemerintah pada sektor daya beli dan peningkatan taraf kehidupan sosial, bahkan menyulut perhatian Bupati Indramayu untuk mengunjungi keadaan kondisi Karita yang dijadwalkan pada hari ini, Rabu(28/3/2019).
“Nanti akan saya kunjungi dalam waktu dekat,” kata Bupati Indramayu, Supendi disela – sela acara Panen Raya Desa Loyang kemarin.
Pemdes Leuwigede tidak dapat melakukan langkah preventif atas kondisi keluarga Karita dengan status kependudukan yang dimiliki saat ini, ia tidak pernah kendor untuk membangun tatanan kehidupan masyarakat sebagai mana impinan dan cita – cita dalam membangun desa. Namun dengan adanya peristiwa yang terjadi diwilayah hukumnya, ia akan sekuat tenaga memberikan solusi konkrit untuk dapat menyelesaikan persoalan Karita dan keluarganya.
“Disarankan, Karita untuk segera mengurus kepindahan penduduk agar program – program desa bisa memproteksi,”tutur Kuwu Leuwigede, Evie Fatmawati ketika dikonfirmasi di kediamannya.
Seperti diketahui, kondisi Rutilahu di Kabupaten Indramayu masih menjadi perhatian dan target Pemerintah Daerah melalui Dinas Pemukiman dan Perumahan Rakyat untuk seluruhnya diselesaikan. Lewat program dari Kementerian PUPR, Pemprov Jabar , Baznas dan Dana Desa, setikitnya puluhan ribu Rutilahu sudah bisa ditindaklanjuti oleh pemerintah.
Terkait