SUBANG,(Fokuspantura.com),– Banyak cara dilakukan orang menunggu datang waktu berbuka puasa atau ngabuburit. Salah satunya dengan membaca di perpustakaan, tapi perpustakaan yang satu ini tentu bukan perspustkaan biasa, karena digelar di jalanan. Aditya Batistuta Maulana, pemuda asal Pamanukan inilah yang punya gawe, perpustakaan ngabuburitnya dalam waktu beberapa menit saja sudah ramai dikerumuni anak-anak muda.
Menurut Aditya perputakaan jalanan merupakan salah satu cara untuk kembali merangsang minat baca di kalangan anak-anak muda, khususnya mereka yang berada di Subang Utara. Karena slama ini mereka lebih senang diam di warnet bermain game online ketimbang baca buku dirumah atau perpustakaan sekolah.
“Sambil ngabuburit, kita dan rekan-rekan berinisiatif menggelar Perpustakaan Jalanan setiap menjelang buka puasa dengan menggelar koleksi buku pribadi dan hasil sumbangan dari donator,” ujarnya kepada koran ini, Senin (05/05/17) kemarin.
Mereka menggelar perpustakaan berjalan ini selama bulan ramadhan, mulai ba’da Ashar sampai menjelang datangnya maghrib, di kawasan Waterboom Bintang Fantasi Pamanukan.
Dikatakan Aditya, perpustakaan jalanan ngabuburit ini digelar untuk mengumpulkan para peminat baca di sekitar Pamanukan. Sebagai bentuk keprihatinan terhadap generasi muda khususnya para pelajar yang saat ini justru lebih senang diwarnet main game online ketimbang membaca buku, jelasnya.
Padahal perpustakaan adalah salah satu program pemerintah sebagaimana termaktub dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan.
Seperti pada pasal 1 yang menekankan bahwa perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka, papar Aditya. Lebih menegaskan, pemuda kelahiran 14 Agustus 1998 Alumnus SMAN 1 Pamanukan ini mengatakan, bahwa peran perpustakaan dalam kehidupan masyarakat sangat penting. Karena dengan perpustakaan kita bisa meningkatkan pengetahuan, dan budaya membaca juga merupakan cerminan kemajuan dari sebuah bangsa agar kita tidak dipandang sebelah mata oleh bangsa lain.
“Dengan kegiatan perpustakaan jalanan, diharapkan anak-anak khususnya pelajar Pamanukan bisa mengisi waktu ngabuburitnya dengan positif sekaligus menumbuhkan kembali budaya membaca,” kata lagi.
“Jadi kita lakukan dari yang paling kecil, karena perpustakaan jalanan ngabuburit ini gratis bagi siapa saja yang ingin membaca sambil menunggu buka puasa,”jelas Aditya. (Ahya Nurdin)