INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Direktur Utama PD Bumi Wiralodra Indramayu (BWI), Soen Soejarwo mengatakan, kerugian perudahaan daerah yang terus mendera selama ini, akibat peninggalan masa lalu yang sangat besar, ditambah beberapa bisnis yang dijalankan selama ini belum menghasilkan keuntungan yang signifikan, kendati sejak tahun 2016 lalu, pihaknya tak memperoleh tambahan modal dari APBD Indramayu.
“Sejak saya menjabat sudah menanggung beban kerugian Rp5 miliar, berbagai cara dilakukan salah satunya MoU dengan PT.Pertamina yang kandas, kita punya sumur bor di Widasari, tapi kerjasama itu batal,”tuturnya kepada Fokuspantura.com di ruangannya belum lama ini.
Berdasarkan hasil evaluasi bersama Bupati dan jajaran di Pendopo Indramayu, pihaknya masih meyakini bahwa PD.BWI akan mengalami perbaikan secara perlahan, melalui dua bisnis yang menjadi prioritas yakni Rice Center Losarang dan SPBE.
Menuruntya, kedua bisnis tersebut akan terus digenjot untuk bisa menghasilkan keuntungan dengan kondisi aset dan modal yang dimiliki saat ini.
“Untuk kedua bisnis itu kami targetkan dalam satu bulan mendapatkan pemasukan sebesar Rp500 juta dan faktanya sudah jalan, nanti kami sampaikan ke publik dalam setiap tiga bulan atas perkembangan bisnis BWI,”tuturnya.
Diyakininya, optimisme bisnis RMU akan mengalami peningkatan, karena saat ini pihaknya sudah memiliki marketing yang profesional dengan target terukur. Maka pihaknya meminta kepada masyarakat dan publik untuk bersabar dalam memperhatikan kondisi PD BWI ahir-ahir ini yang terus mengalami kerugian.
“Respon pemilik (Bupati red) masih positif tentang BWI, jika tahun ini gagal lagi, jewer saya,”tantang mantan Kadis PUPR ini.
Ia menambahkan, untuk menopang jalannya bisnis PD.BWI saat ini, sebagai terobosan yang terus diperjuangakan adalah MoU dengan Kementerian ESDM RI terkait penyisihan dana 10 persen bagi daerah ekplorasi Migas. Kesempatan itulah yang tengah diperjuangkan dan sudah direspon positif dari pemerintah pusat.
“Diperkirakan dari Mou itu sekitar Rp3 Miliar, bisa mejadi modal perputaran bisnis, sehingga lambat laun BWI akan sehat,”terang sosok yang memiliki 62 karyawan ini.
Menurutnya, saat ini dari enam bisnis yang dijalankan yakni, RMU, SPBE, Distributor Pupuk Petrokimia, Distributor Pupuk Kujang, Baching Plen dan Agen Elpiji, hanya dua bisnis yang masih menjanjikan positif memperoleh keuntungan, sementara empat bisnis lainnya tak menjadi prioritas.
“Bisnis Pupuk saja misalnya, wilayah BWI sudah dikurangi dari empat Kecamatan menjadi tiga, Baching Plant itu kerja sama untungnya hanya 3 persen. Jadi empat bisnis lain tetap jalan hanya tak serius seperti RMU dan SPBE,”terangnya.