
Oleh: Taopik Haerudin *)
Abstrak
Kesehatan fisik anak dapat dipengaruhi oleh penggunaan ponsel atau HP secara signifikan. Penggunaan layar yang berlebihan sering kali berujung pada gaya hidup yang kurang aktif, yang dapat menyebabkan kegemukan. Anak Bunda yang terpaku pada layar ponsel atau HP mereka biasanya kurang melakukan aktivitas fisik atau bermain di luar, yang sangat penting untuk perkembangan dan kesehatan mereka. Selain itu, memegang perangkat mobile dalam waktu lama dan dengan posisi yang salah bisa menimbulkan masalah muskuloskeletal. Ini bisa mempengaruhi postur tubuh anak, menimbulkan masalah seperti tech neck ketegangan pada leher dan bahu akibat posisi menunduk saat menggunakan perangkat. Terdapat juga risiko kelelahan mata digital, yang diakibatkan oleh paparan cahaya biru dari layar yang berkelanjutan. Ini bisa menimbulkan mata kering, penglihatan kabur, dan masalah penglihatan jangka panjang.
Keyword. Peran Orang Tua dalam Mengontrol Waktu Layar dan Teknologi
PENDAHULUAN
- Pengertian Hukum Telematika
Hukum Telematika merupakan definisi dari Hukum Telekomunikasi, konten multimedia dan informatika yang disingkat menjadi Hukum Telematika. Saat ini informasi merupakan komoditi yang mempunyai nilai ekonomi tinggi karena tidak semua pihak mampu untuk memproses dari suatu data yang mentah menjadi suatu informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Dalam berbagai referensi dikenal dengan istilah cyber law yang merupakan keseluruhan asas-asas, norma ataupun kaidah Lembaga-lembaga, institusi- institusi dan proses yang mengatur kegiatan virtual yang dilaksanakan dengan menggunakan teknologi informasi, memanfaatkan konten multimedia dan infrastruktur telekomunikasi. Melalui kemajuan informasi, komunikasi dan teknologi merupakan salah satu faktor utama yang mendorong perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di dunia. Pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Di era digital saat ini, kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan telah berkembang pesat. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan tersebut telah mempengaruhi banyak aspek dalam kehidupan umat manusia yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Definisi Hukum Telekomunikasi, konten multimedia dan informatika yang disingkat “Telematika”, dan di berbagai referensi dikenal dengan cyber law adalah keseluruhan asas- asas, norma atau kaidah lembaga-lembaga, institusi-institusi dan proses yang mengatur kegiatan virtual yang dilaksanakan dengan menggunakan teknologi informasi, memanfaatkan konten multimedia dan infrastruktur telekomunikasi. Istilah Hukum Telematika digunakan sebagai singkatan dari Hukum Telekomunikasi, konten multimedia dan Informatika untuk memudahkan pembaca memahami tiga variabel dalam Dunia Cyber yang mencakup aspek -Telekomunikasi, konten dalam multimedia dan komunikasi. Dengan demikian Telematika identik dengan konvergensi Teknologi informası, komunikasi dan konten yang saat ini juga mencakup community sebagai variabel yang sangat penting.
HASIL PEMBAHASAN
Smartphone atau gawai adalah alat komunikasi yang banyak digunakan oleh masyarakat saat ini. Melalui segenggam alat ini, semua hal dapat dilakukan. Mulai dari bertukar pesan menggunakan aplikasi chatting, berbelanja hingga membayar tagihan. Mempunyai segudang fitur dan manfaat yang dapat membantu pekerjaan menjadi cepat dan mudah. Di balik kemudahan dan manfaat penggunaan gadget atau gawai tersebut, ternyata menyimpan dampak negatif smartphone bagi kesehatan. Risiko lebih besar terhadap kesehatan akan dialami oleh anak-anak. Daripada menggunakan jasa baby sitter, orang tua lebih memilih membelikan anaknya sebuah smartphone. Ketika anak-anak menggunakan telepon pintar baik dalam jangka pendek atau jangka panjang akan mempunyai risiko ganguan kesehatan yang lebih besar dari pada orang dewasa. Radiasi yang dihasilkan oleh gadget kepada anak yang masih dalam tahap perkembangan fisik dan mental dapat mempengaruhi kinerja otak dan kemampuan bersosialnya.
ANALISA
10 (sepuluh) dampak negatif smartphone bagi anak-anak yang wajib diketahui oleh orang dewasa.
- Gangguan perkembangan otak anak
Pertumbuhan otak pada anak usia 0-2 tahun mempunyai laju yang sangat cepat hingga ia berusia 21 tahun. Perkembangan otak anak sangat dipengaruhi oleh stimulasi oleh lingkungannya. Stimulasi yang berlebih dari sebuah gadget seperti gawai, komputer, televisi dan tablet sangat mempengaruhi tumbuh kembang otak anak. Risiko paling serius adalah anak mempunyai keterlambatan secara kognitif, gangguan proses belajar dan berpikir, tantrum, mempunyai sifat impulsif yang berlebih hingga mengganggu kemandirian sang anak.
2. Gangguan Tumbuh Kembang Fisik Anak
Penggunaan gawai oleh anak-anak mempengaruhi aktivitas fisiknya, semakin sering menggunakan gadget maka gerak fisiknya juga semakin berkurang. Usia belia yang dimiliki oleh seorang anak seharusnya digunakan untuk banyak melakukan aktivitas fisik seperti berlarian, melompat, menari, bermain, olahraga, bersepeda dan lain-lain untuk membantu pertumbuhan fisik anak menjadi sehat dan kuat.
- Obesitas atau Kegemukan pada Anak
Kurangnya aktivitas fisik sang anak ketika terlalu banyak menggunakan gawai mempunyai dampak buruk yang serius seperti obesitas. Membekali anak dengan berbagai alat elektronik seperti gawai, televisi hingga konsol video game meningkatkan obesitas hingga 30%. Anak-anak yang menderita obesitas mempunyai risiko terkena penyakit berbahaya seperti diabetes, stroke dini hingga serangan jantung. Jangan biarkan anak terlalu banyak berdiam diri dengan tidak melakukan aktivitas fisik agar terhindar dari berbagai penyakit mematikan.
- Gangguan Mental Anak
Dampak buruk konten yang dinikmati oleh anak-anak melalui gawai mempunyai potensi untuk mengacaukan mental anak. Berdasarkan studi penggunaan teknologi yang berlebihan mampu meningkatkan depresi dan kecemasan anak, mengurangi tingkat konsentrasi, autisme, bipolar hingga berbagai gangguan mental lainnya. Dampak buruk dari konten netagtif yang dinikmati oleh anak-anak dari gadget juga dapat menimbulkan perilaku agresif. Tanyangan video atau bermain video gim bertema kekerasan dan seksual meningkatkan risiko kesehatan mental anak-anak.
- Pelupa atau Pikun Digital
Berbagai macam media sosial yang sering digunakan oleh anak-anak melalui gawai dapat menghadirkan informasi yang begitu cepat dan instan. Akibatnya, anak-anak akan dipaksa untuk menerima dan memproses berbagai informasi dengan cepat, hal ini bukannya berdampak positif melainkan negatif.Semakin banyak informasi yang diterima oleh anak-anak maka mengakibatkan sulitnya untuk berkonsentrasi, hal ini akan berdampak terhadap gangguan belajar dan berpikir anak.
- Kurang Istirahat dan Munculnya Gangguan Tidur
Cahaya yang dihasilkan oleh gawai menghasilkan sinar biru (blue light) yang dapat mengganggu waktu istirahat dan tidur anak. Cahaya biru dari gawai ini dapat membingungkan otak dan tubuh manusia, waktu yang seharusnya untuk tidur malah terganggu oleh sinar biru yang umum ditemukan pada siang hari. Sebanyak 75% anak usia 9-10 tahun mengalami gangguan jam tidur dikarenakan penggunaan gadget secara berlebihan. Kurangnya jam tidur dapat berpengaruh terhadap tingkat konsentrasi anak ketika belajar di sekolah. Ketika anak kekurangan istirahat atau tidur maka otak sulit untuk berfungsi secara maksimal.
- Terpapar Radiasi Memicu Kanker pada Anak
Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2011 mengkategorikan gawai dan gadget nirkabel ke dalam Risiko 2B atau penyebab kemungkinan kanker yang diakibatkan oleh radiasi alat elektronik itu. Pada tahun yang sama, James McNamee dari Lembanga Kesehatan Kanada mengatakan “Anak-anak lebih sensitif terhadap radiasi dibanding orang dewasa. Otak anak dan sistem imun mereka masih berkembang, jadi kita tidak bisa mengatakan bahwa risiko pada anak sama dengan risiko pada orang dewasa.
- Gangguan pada Mata
Paparan cahaya dari gadget terhadap mata akan membuat kering, buram, sakit kepala hingga yang lebih serius merusak mata. Perintahkan kepada anak untuk tidak terlalu lama menatap layar gadget dan batasi penggunaannya maksimal 1-2 jam per hari. Dr. Devina Nur Annisa, SpM spesialis mata di Jakarta Eye Center mengungkapkan penggunaan smartphone dalam waktu lama dan jarak dekat menyebabkan kontraksi otot cilliaris dalam bola mata atau disebut juga dengan akomodasi. Akomodasi yang terjadi secara berlebihan pada mata dapat menimbulkan mata minus. Lebih berisiko terjadi pada anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan.
- Kecanduan Gadget
Hal yang tidak kalah buruknya adalah kecanduan gadget, ketika anak-anak kecanduan gadget maka semua akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Mulai dari berkurangnya aktivitas fisik, berkurangnya jam belajar anak, gangguan tidur, gangguan pola makan hingga kerusakan pada mata.
- Berhenti Belajar
Ketika anak-anak menggunakan gawai untuk memecahkan masalah atau menjawab persoalan dengan cara instan maka tingkat motivasi belajarnya akan menurun. Anak-anak akan lebih memilih menggunakan gawai daripada buku untuk menjawab atau mencari tahu sesuatu dengan cara instan. Semua hal yang didapatkan secara cepat dan instan maka tidak akan bertahan lama.
Itulah 10 dampak buruk ponsel atau gadget bagi anak-anak. Peran orang tua dan orang dewasa dalam membimbing dan mendidik anak untuk bijak dalam menggunakan gawai sangat dibutuhkan.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Peran Orang Tua Dalam Penggunaan Gadget Pada Anak Usia Dini menunjukan empat hal yaitu faktor-faktor penyebab penggunaan gadget pada anak, dampak penggunaan gadget, peran orang tua dalam penggunaan gadget pada anak usia dini serta hambatan-hambatan yang dihadapi orang tua dalam penggunaan gadget pada anak usia dini. Pada hasil penelitian ini ditemukan bahwa sebagian besar faktor penyebab penggunaan gadget pada anak berasal dari orang terdekat anak seperti orang tua, anggota keluarga dan teman sebaya anak. ketiga responden sepakat menyebutkan bahwa orang terdekat menjadi faktor utama penggunaan gadget pada anak usia dini. Selain itu dari penelitian ini juga ditemukan dampak penggunaan gadget pada anak. dampak ini terbagi menjadi 2 yakni dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif yang ditimbulkan dari penggunaan gadget yang keluarga rasakan adalah gadget dapat memperlancar komunikasi sehingga anak juga dapat memperjelas intonasi kata, sedangkan keluarga dampak positif yang dirasakan adalah anak dapat belajar serta menambah pengetahuan mengenai warna, angka, dan huruf. Selain itu juga gadget dapat digunakan anak untuk belajar agama seperti mengenal huruf hijaiyah. Selaras dengan hal ini gadget juga memiliki dampak negatif yang dapat ditimbulkan yakni dampak negatif dari penggunaan gadget yang dirasakan oleh keluarga yakni anak sering lupa waktu dan kecanduan. Dampak negatif lainnya anak juga sering menangis jikalau orang tua tidak memberikan gadget pada anak. gadget juga dianggap orang tua dapat memberikan efek pada pendengaran anak yang mana anak jarang mendengar panggilan dari orang tua. Selain itu juga dampak negatif lainnya yakni gadget dapat menyebabkan anak malas makan karena keasyikan bermain. Adapun dampak lainnya yakni gadget dapat membuat anak menjadi obesitas hal ini disebabkan saat anak menggunakan gadget anak hanya terfokus terhadap gadget tanpa melakukan pergerakan tiap harinya. Dalam penelitian ini ditemukan peran orang tua dalam penggunaan gadget pada anak usia dini yang mana peran ini dilakukan dengan berbagai cara seperti orang tua mencarikan video-video yang bermanfaat untuk anak seperti video kartun nusa dan rara. Orang tua juga menginstall youtube kids sebagai media yang aman untuk anak. Orang tua juga memblokir konten-konten negatif yang tidak sesuai dengan usia anak. Selain itu juga orang tua menggunakan kode/sidik jari agar gadget tidak sembarangan diakses oleh anak. Peran lain yang dilakukan orang tua yakni orang tua memberikan batasan waktu kepada anak saat anak menggunakan gadget. Orang tua juga mengatur jarak anak saat menggunakan gadget, agar anak tidak terlalu dekat dengan gadget. Orang tua juga mengatur posisi duduk anak agar anak tetap pada posisi benar dan tidak membuat tulang anak menjadi bungkuk. Dalam melakukan peran orang tua tentu dihadapkan dengan berbagai macam kendala/hambatan. Kendala terbesar dari ketiga responden tersebut adalah kesibukan orang tua bekerja sehingga kurang meluangkan waktu untuk mendampingi anak saat menggunakan gadget.
Saran
Bagi orang tua Diharapkan lebih berperan dalam mendampingi penggunaan gadget pada anak. Orang tua dapat membimbing anak untuk menggunakan gadget sesuai dengan sesuai usia anak. Anak mungkin tidak bisa dilarang akan tetapi anak dapat di nasihat dengan melalui pendekatan. Sebaiknya juga orang tua menjelaskan dengan baik mengenai dampak-dampak yang akan di peroleh anak bila terlalu sering menggunakan gadget. Orang tua juga perlu meluangkan lebih banyak waktu untuk meningkatkan perannya dalam penggunaan gadget pada anak usia dini. Pengawasan orang tua sangatlah penting mengatur waktu serta posisi anak ketika mengunakan handphone.
*) Penulis adalah Mahasiswa Hukum Telematika Fakultas Hukum, Universitas Islam Nusantara
PEPUSTAKAAN
Alifia, U., Barasa, A. R., Bima, L., Pramana, R. P., Revina, S., & Tresnatri, F. A. (2020). Learning from Home: Portrait of Teaching and Learning Inequalities in Times of The Covid-19 Pandemic. Smeru Research Institute, 1(1), 1–8.
Amaliah, S., Maryani, K., & Khosiah, S. (2022). Hubungan Menonton Video Youtube Dengan Kemampuan Komunikasi Anak Usia 5 -6 Tahun. As-Sibyan: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7(1), 121–132.
Azizah, N., & Dewi, A. C. (2021). Analisis Perkembangan Bahasa Semantik Dan Sintaksis Anak Dalam Kegiatan Belajar Dari Rumah. As-Sibyan: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(2), 139–146.
Braun, V., & Clarke, V. (2006). Using thematic analysis in psychology Using thematic analysis in psychology. Qualitative Research in Psychology, 3(2), 77–101. http://dx.doi.org/10.1191/1478088706qp063oa
Alifia, U., Barasa, A. R., Bima, L., Pramana, R. P., Revina, S., & Tresnatri, F. A. (2020). Learning from Home: Portrait of Teaching and Learning Inequalities in Times of The Covid-19 Pandemic. Smeru Research Institute, 1(1), 1–8.Amaliah, S., Maryani, K., & Khosiah, S. (2022). Hubungan Menonton Video Youtube Dengan Kemampuan Komunikasi Anak Usia 5 -6 Tahun. As-Sibyan: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7(1), 121–132.
Azizah, N., & Dewi, A. C. (2021). Analisis Perkembangan Bahasa Semantik Dan Sintaksis Anak Dalam Kegiatan Belajar Dari Rumah. As-Sibyan: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(2), 139–146.
Braun, V., & Clarke, V. (2006). Using thematic analysis in psychology Using
thematic analysis in psychology. Qualitative Research in Psychology, 3(2), 77–101. http://dx.doi.org/10.1191/1478088706qp063oa
Alifia, U., Barasa, A. R., Bima, L., Pramana, R. P., Revina, S., & Tresnatri, F. A. (2020). Learning from Home: Portrait of Teaching and Learning Inequalities in Times of The Covid-19 Pandemic. Smeru Research Institute, 1(1), 1–8.
Amaliah, S., Maryani, K., & Khosiah, S. (2022). Hubungan Menonton Video Youtube Dengan Kemampuan Komunikasi Anak Usia 5 -6 Tahun. As-Sibyan: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7(1), 121–132.
Azizah, N., & Dewi, A. C. (2021). Analisis Perkembangan Bahasa Semantik Dan Sintaksis Anak Dalam Kegiatan Belajar Dari Rumah. As-Sibyan: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(2), 139–146.
Braun, V., & Clarke, V. (2006). Using thematic analysis in psychology Using thematic analysis in psychology. Qualitative Research in Psychology, 3(2), 77–101. http://dx.doi.org/10.1191/1478088706qp063oa