INDRAMAYU, (Fokuspantura.com),- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dalam waktu dekat akan melakukan pembangunan masjid yang diberi nama Masjid Cahaya Zakat di komplek Kampung Nelayan Sejahtera yang berkedudukan diwilayah pesisir Utara Indramayu bagian Barat atau biasa disebut (Inbar). Menyikapi hal itu, Penyuluh Agama Islam (PAI) Kandanghaur, kerahkan tiga petugas kompeten untuk mengukur arah kiblat.
Hunian kampung nelayan sejahtera merupakan kerjasama antara Kemensos bersama Pemerintah Kabupaten Indramayu, Baznas, dan Habitat for Humanity.
Sebelumnya proses pembangunan hunian kampung nelayan sejahtera ini dikunjungi oleh menteri sosial, Saifullah Yusuf atau biasa disapa (Gus Ipul), pada 14 Januari 2025 lalu, yang mana ditergetkan bulan Januari dihuni.
Selain itu, dibangun juga rumah sebanyak 93 unit dengan tipe 36 dan luas tanah 60 meter persegi. Rumah tersebut terdiri dari dua kamar, satu ruang tamu, satu dapur, dan kamar mandi.
Ketua Baznas Indonesia, Prof.DR KH. Noor Achmad, MA, melalui nara hubung, Ainun, menyampaikan, rencana pembangunan masjid tersebut kepada Kemenag Kabupaten Indramayu, dalam hal ini Seksi Bimas Islam yang diterima langsung oleh H. Rosidi atau biasa di sapa, Kang Ocid, yang menyambut baik informasi tersebut dan menyatakan siap memfasilitasi.
“Terkait layanan keagamaan yang ada di Kementerian Agama diantaranya urusan kemasjidan, mulai dari pengukuran arah kiblat hingga penerbitan piagam masjid yang diajukan melalui layanan daring Sistem Informasi Masjid (Simas),” ujarnya.
Terpisah, Kasi Bimas melalui Kepala KUA Kecamatan Kandanghaur H. Suyatno menginstruksikan Penyuluh Agama Islam yang ada di Kandanghaur supaya lebih berperan aktif dalam memberikan pelayanan keagamaan kepada masyarakat.
“Kami sudah mengutus beberapa penyuluh Agama Islam kompeten diantaranya, Abdul Basit, Supriyanto, dan Imam Tabroni, untuk hadir serta melakukan pengukuran arah kiblat di lokasi yang sudah ditentukan,” ucapnya.
Pada proses pengukuran arah kiblat ini didampingi Penanggung Jawab Lapangan, H. Ali, dilaksanakan oleh Penyuluh Agama Islam pada Jum’at, 31 Januari 2025, sekira pukul 10:00WIB, berjalan dengan lancar.
Sementara koordinator kegiatan, Basit, mengatakan, cuaca hari itu cukup cerah hingga posisi matahari di lokasi memantulkan bayangan lumayan sempurna untuk sebagai acuan dasar arah kiblat dapat dipantau dan juga diukur.
“Tujuan pengukuran arah kiblat ini adalah untuk menentukan posisi bangunan masjid agar menghadap ke arah kiblat, sehingga ketika sudah selesai dibangun dan digunakan untuk beribadah dapat memantapkan keyakinan jama’ah,” ucapnya
Basit menambahkan, mengukur arah kiblat secara sederhana dan mudah sebenarnya dapat dilakukan siapapun dengan menggunakan alat ukur kiblat digital melalui aplikasi di smartphone maupun bayangan matahari.
“Meskipun pengukuran dengan bayangan matahari akan lebih akurat dilakukan saat rasdhul qiblat berlangsung yakni pada tanggal 28 Mei dan 16 Juli setiap tahunnya,” ujarnya.
Basit menjelaskan, bahwa kiblat kita di Indonesia yang berada ribuan kilometer dari Ka’bah yang ada di kota Mekkah adalah kiblat yang sifatnya ijtihadi, yakni melalui proses pengukuran terlebih dahulu. Pontensi melenceng atau bergeser bisa saja terjadi.
“Merujuk pada Fatwa MUI Nomor 5 tahun 2010 yang mengutip dari berbagai pendapat ulama disebutkan bahwa Kiblat bagi orang yang shalat dan tidak dapat melihat Ka’bah adalah arah Ka’bah (jihat al-Ka’bah) yang posisinya bervariasi sesuai dengan letak Kawasan masing-masing. Jika ada bangunan masjid atau mushola yang tidak tepat arah kiblatnya, cukup ditata ulang shafnya tanpa membongkar bangunannya,” imbuhnya. (Khaerudin/FP).