KANDANGHAUR, (Fokuspantura.com),- Desa Soge, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu dimekarkan dari Desa Ilir sejak tahun 1982 hingga kini belum memiliki akses keluar masuk yang memadai. Pasalnya Desa yang berbatasan dengan Kecamatan Bongas dan Kandanghaur dengan luas sekitar 450 hektar tersebut, akses masuk utama masih menggunakan jalan inspeksi pertamina, yang kondisinya cukup memprihatinkan.
Kendati beberapa kali permasalahan tersebut dikeluhkan warga, akan tetapi pihak Pemkab Indramayu belum juga dapat merealisasikan kebutuhan warga setempat, sehingga berdampak pada permasalahan sosial ekonomi masyarakat desa yang berjumlah sekitar 1.600 jiwa.
Kepala Desa Soge, Wagiman, mengatakan, selama ini sejak dimekarkan 38 tahun lalu, warga menggunakan jalan inspeksi pertamiana sebagai akses utama menuju desa lainnya, kalaupun ada akses jalan alternatif lain yang lebih dekat, akan tetapi itupun hanya bisa dilintasi kendaraan roda dua, untuk itu pihaknya berharap agar pemerintah baik daerah maupun pusat dapat mengakomodir aspirasi warga sehingga Desa Soge dapat memiliki akses jalan tersendiri.
“Sejak dimekarkan dari Desa Ilir tahun 1982 atau sudah 38 tahun, Desa Soge belum memiliki akses jalan sendiri dan menggunakan jalan inspeksi pertamina sebagai akses utama untuk keluar atau masuk desa kami, sehingga cukup menyulitkan warga untuk pemenuhan kebutuhan pokok termasuk pendidikan dan kesehatan,” ujarnya ketika ditemui di ruang kerjanya, Senin (26/9/2020)
Ia mengatakan, jarak terdekat dari desanya adalah Desa Eretan Wetan dan disitu terdapat jalan lingkungan yang dapat dihubungkan dengan desa terdekat dengan jarak sekitar 700 meter dan melintasi sungai, sementara di Desa Eretan Wetan itu sendiri terdapat ruas jalan yang bisa dilintasi kendaraan roda empat jenis minibus hingga tepian sungai.
“Artinya tinggal menambah 700 meter plus jembatan, dari Desa Eretan Wetan hingga Desa Soge, namun anggarannya mesti dari APBN, ” terangnya.
Terpisah, salah satu warga Kecamatan Kandanghaur, Beny, mengungkapkan, dirinya merasa enggan jika ada keperluan untuk ke Desa Soge karena selain melalui jalan pertamina yang kondisinya tidak nyaman jaraknyapun cukup lumayan jauh karena posisinya melingkar dari jalan raya, sehingga tidak jarang niatannya dibatalkan jika kepentingannya tidak begitu mendesak.
“Terkadang kami mengurungkan niat untuk ke Desa Soge karena kondisi jalan pertamina yang kami lalui kondisinya kurang baik, kalaupun ada akses lain harus melintasi perempangan yang tidak dapat dilalui di musim hujan,” ungkapnya.
Sementara informasi yang diperoleh, sebelumnya pihak Pemkab Indramayu kerap memohon kepada pihak pertamina agar menghibakan jalan inspeksi tersebut menjadi jalan poros menuju Desa Soge dimana peningkatan jalan tersebut dibawah tanggung jawab Pemkab Indramayu, akan tetapi pihak pertamina belum dapat mengabulkan permohonan tersebut, dengan alasan melintasi obyek vital nasional yang harus dijaga keamanan dan keselamatannya. Kondisi akses masuk ke desa yang dihuni oleh ratusan kepala keluarga tersebut, menjadi bulan – bulanan janji politik pada momentum pemilihan umum (pemilu) di wilayah Dapil Jabar VIII untuk Caleg DPRD RI, Dapil Jabar 12 untuk Caleg DPRD Jabar serta Dapil Indramayu 5 untuk Caleg DPRD Indramayu, terlebih saat ini momentum Pilkada Indramayu yang diikuti oleh empat Paslon berburu simpati rakyat untuk menghentikan ketidak adilan sosial bagi masyarakat Desa Soge.