INDRAMAYU, (Fokuspantura.com),- Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu belum maksimal genjot capaian angka melanjutkan sekolah dari SMP ke SMA hingga 100 persen. Kendati angka melanjutkan sekolah dari tingkat menengah pertama ke sekolah menengah atas tersebut tergolong tinggi. Namun demikian, masih ada segelintir siswa yang belum melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah atas.
Kepala Seksi Kurikulum dan Peserta Didik SMP Disdik Indramayu, Supardo mengatakan, hingga saat ini Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu masih melakukan pendataan terkait angka melanjutkan siswa ke jenjang menengah atas. Kendati demikian, angka perkiraan kasar berkisar di angka 96,5 persen.
“Masih belum final masih berproses. Karena data dari 205 sekolah belum masuk semuanya,” kata Supardo kepada wartawan, Selasa (2/1/2018).
Menurutnya, sebagai gambaran, ada sebanyak 61.480 siswa tingkat menengah pertama di Kabupaten Indramayu. Rinciannya yakni 20.422 kelas VII, 20.800 kelas VIII, dan 20.178 kelas IX. Jika perhitungan perkiraan kasar sebesar 96,5 persen maka ada sekitar 700 siswa SMP yang belum melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi. Tentunya hal itu menjadi fokus perhatian dari Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu.
“Kami berharap angka melanjutkan bisa menyentuh 100 persen,” ujar dia.
Dia menambahkan, ada sejumlah faktor mengapa siswa belum melanjutkan ke jenjang menengah atas. Salah satu yang berpengaruh yakni terkait masalah ekonomi. Saat ini, biaya sekolah memang sudah gratis. Namun demikian, biaya penunjang pribadi seperti seragam, buku, ongkos belum ada bantuan. Oleh karena itulah, tak jarang ada orang tua yang tidak mampu memberikan ongkos bagi anak-anaknya.
Belum lagi, anak korban perceraian sering menjadi faktor penyebab lainnya. Biasana anak korban perceraian akan dititipkan kepada neneknya. Di sisi lain, sang nenek tak jarang kurang memberi pengawasan lebih terhadap cucunya karena keterbatasan.
“Neneknya tidak mengerti apa-apa anak pun jadi tidak terkontrol,” kata Supardo.
Dia menegaskan, untuk menuntaskan masalah tersebut diperlukan sinergi dari semua pihak agar capaian tujuan dapat dilaksanakan dengan baik.
Anggota DPRD Kabupaten Indramayu Ruswa mengaku, dirinya prihatin jika masih ada orang tua yang belum sadar akan pentingnya pendidikan. “Memang ini menjadi keprihatinan bersama,” kata Ruswa. Dia menambahkan, wewenang pengurusan sma saat ini sudah beralih ke pemerintah provinsi. Untuk menuntaskan minimnya kesadaran orang tua, pemerintah provinsi mesti melakukan langkah-langkah inovatif. “Sebenarnya untuk meringankan biaya sekolah anak-anak kurang mampu sudah ada program dari pemerintah yaitu bantuan siswa miskin,” ujar Ruswa.
Namun demikian ia menilai, diperlukan adanya bantuan tambahan lagi bagi para siswa. Dengan demikian, akan lebih banyak siswa lagi yang terakomodasi oleh bantuan pemerintah. Dia menambahkan, penambahan bantuan tersebut tak akan bisa lepas dari akuratnya data siswa miskin di lapangan. Untuk itu, pemerintah provinsi mesti menyediakan dan mencari data siswa miskin lebih lengkap dan akurat. Sehingga kata dia, anggaran yang akan digelontorkan jelas pengguannya. “Agar mereka (siswa) bisa menikmati sekolah sebagaimana yang lain,” kata dia.
Budi Sukanto, salah seorang warga Indramayu menilai, pendidikan memang penting bagi anak. Tanpa pendidikan anak dirasa akan sulit bersaing. “Penting sekali. Sekarang kan cari kerjaan susah. Jadi pendidikan harus tinggi,” kata dia.